Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/05/18 |
|
Jumat, 18 Mei 2007
|
|
Judul: Lepas dari kejaran Hidup dalam kehendak Tuhan dapat membuat kita berada dalam konflik dengan orang yang tidak taat kepada Tuhan. Kehendak Tuhan agar Daud menjadi raja, berdampak pada renggangnya hubungan Daud dengan Saul, raja yang akan dia gantikan (band. 1Sam. 18:28-29). Saul bahkan mengejar-ngejar Daud dan berupaya untuk membunuhnya (1Sam. 24:3). Saul, yang secara de facto masih menjadi raja, merasa punya kekuasaan; sementara Daud merasa tak berdaya. Pasti melelahkan harus melarikan diri terus menerus, tinggal berpindah-pindah dari gua ke gua. Menghadapi situasi tersebut, Daud memohon dengan berseru kepada Tuhan. Ia ingin agar Tuhan mendengarkan dia (2). Tuhanlah yang mengetahui situasi yang dia hadapi. Sebab itu, ia ingin mencurahkan isi hatinya yang penuh sesak itu pada Tuhan (3). Meski musuh sudah memasang jerat untuk menghabisi dia dan dia sendiri tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh, Daud yakin bahwa Tuhan tahu (4). Seakan sudah jatuh tertimpa tangga pula, Daud merasa sendirian dalam penderitaan itu. Tidak ada seorang teman pun yang memberikan dukungan (5). Daud benar-benar memerlukan pertolongan Tuhan (6-7). Tuhanlah harapannya. Dia sajalah tempat perlindungannya. Tanpa Allah, mustahil bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran musuh. Karena itu, betapa bersyukurnya Daud bila Tuhan menolongnya. Kelepasan yang dari Tuhan akan merupakan kesempatan baru bagi Daud untuk memuji nama-Nya (8). Ditolak orang lain karena menaati kehendak Tuhan, memang sudah menjadi konsekuensi orang yang hidup dalam Tuhan. Bertahan untuk tetap bersikap benar bisa saja membuat kita ditinggalkan orang. Entahkah berupa kehilangan kesempatan kerja atau naik jabatan, ditinggalkan kekasih yang berbeda iman, dsb. Tuhan tidak membiarkan kita menderita sendirian. Percayalah bahwa Tuhan mampu melepaskan milik kepunyaan-Nya. Namun kita perlu mengutarakan masalah dan beban penderitaan kita dalam doa!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |