Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/05/18 |
|
Rabu, 18 Mei 2016 (Minggu ke-1 sesudah Pentakosta)
|
|
Ketika Habel mati terbunuh oleh saudaranya Kain, maka Allah melihat dan menanyakan pertanggungjawaban Kain atas hal itu. Allah menyatakan bahwa darah adiknya berteriak dari tanah kepada TUHAN (Kej. 4:8, 10). Dalam nas ini ada seorang yang terbunuh di padang, yaitu tanah yang menjadi bagian dari umat Israel. Tidak ada yang mengenalnya dan tidak ada yang mengetahui peristiwa pembunuhan itu, apalagi mengetahui si pembunuhnya (1). Aturan yang Allah berikan bahwa setiap nyawa harus dibayar dengan nyawa belum berubah (Kej. 9:5-6). Tetapi dalam kasus ini, tidak ada seorang pun yang dapat dituntut sebagai pelakunya. Allah memerintahkan untuk mengadakan pembebasan hutang darah dan pendamaian atas tanah itu dan orang-orang sekitarnya (8-9). Hal ini kemungkinan berasal dari tradisi yang dilakukan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar itu. Allah mengizinkan Israel melakukannya, tetapi tanpa penyembahan kepada berhala. Hal yang menjadi persyaratan utama adalah penumpahan darah seekor binatang, yaitu seekor lembu betina muda sebagai pengganti nyawa dari orang yang telah dibunuh (3). Ini dilakukan di kota terdekat dengan ditemukannya orang tersebut, di suatu lembah yang selalu berair tetapi tidak pernah dikerjakan (2, 4). Prosesi ini dilakukan oleh para tua-tua kota tersebut dengan keputusan dari imam-imam. Dalam hal ini ada pembasuhan tangan sebagai tanda tidak bersalahnya kota itu dan orang-orangnya terhadap orang yang terbunuh itu (5-7). Allah tidak menuntut orang percaya saat ini untuk melakukan pembayaran hutang darah dengan menumpahkan darah binatang. Melalui aturan ini, Allah menyatakan penghargaan-Nya atas kehidupan setiap individu. Tidak ada seorang manusia pun yang dilukai bahkan terbunuh oleh siapa atau apapun tanpa perhatian dari Allah. Allah juga tidak pernah tinggal diam atas ketidakadilan atau penderitaan yang dialami umat-Nya. Hargai setiap individu dan bersyukurlah karena Allah menghargai setiap kehidupan kita. [JH]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |