Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2020/05/19 |
|
Selasa, 19 Mei 2020 (Minggu ke-5 sesudah Paskah)
|
|
Dalam dunia pekerjaan, salah satu tantangan terbesar adalah masalah perizinan. Misalnya, seorang tukang tidak akan bisa mengubah desain bangunan tanpa izin resmi dari mandor. Demikian juga halnya dengan Allah. Manusia tidak berkuasa melakukan apa pun tanpa izin dari Allah. Balak, raja Moab, yang melihat apa yang dilakukan Musa dan Israel terhadap Raja Sihon dan Og, menjadi ketakutan. Maka, ia meminta Bileam mengutuki bangsa Israel. Bileam bukan orang Israel, tetapi Allah memakainya sebagai pelihat. Bileam sudah mahir dalam mengutuki seseorang atau suatu bangsa, tetapi ia sadar bahwa ia harus bertanya dahulu kepada Allah. Ternyata jawaban Allah adalah "tidak" dan Bileam pun mengatakan "tidak" kepada utusan Balak. Kemudian, Balak mengirim pemuka yang lebih terhormat dan lagi-lagi Bileam bertanya kepada Allah. Kali ini Allah menjawab bahwa ia boleh pergi dengan utusan-utusan Balak itu. Barulah saat itu, Bileam berani untuk berangkat. Fakta menunjukkan bahwa Bileam tidak akan berbuat apa-apa sebelum Allah menjawab "Ya". Walaupun orang yang memanggilnya adalah seorang raja, Bileam menolak. Walaupun Balak menggodanya dengan bayaran melimpah, Bileam tetap menekankan besarnya titah Allah. Dari sini kita melihat kebesaran Allah yang diakui oleh segala bangsa. Sekuat dan sebesar apa pun suatu kerajaan, tidak ada yang lebih tinggi daripada Allah. Bileam, seorang pelihat terkenal, berani menolak perintah Balak karena ia tidak berani melawan firman Allah. Ketika firman Allah jelas mengatakan "tidak", seharusnya kita tidak melawan Allah. Apa pun status kita di dunia ini, di hadapan Tuhan, kita adalah umat milik-Nya. Kita dapat disebut sebagai umat yang taat ketika kita lebih memilih untuk menolak godaan dunia dan menuruti firman Allah. Kita butuh terus-menerus berkomunikasi dengan Allah supaya semakin memahami kehendak-Nya dengan benar. Kita memohon kepada-Nya supaya dimampukan untuk menjalani hidup seturut dengan izin yang diberikan-Nya kepada kita. [INT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |