Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/20 |
|
Selasa, 20 Mei 2008
|
|
Judul: Jangan sia-siakan waktu Di satu sisi, Paulus sangat manusiawi. Dalam saat-saat terakhir dalam hidupnya, ia merasakan kesepian karena teman-temannya telah pergi (ayat 10, 12). Tak ada yang menemani dia saat melakukan pembelaan (ayat 16). Ia pun bergumul dengan perasaan kecewa terhadap orang lain (ayat 10, 14). Namun di sisi lain, ia terlihat begitu kuat dan keyakinannya akan Allah begitu teguh (ayat 17-18). Gambaran ini memperlihatkan realita hidup orang beriman. Orang beriman ternyata tidak bebas dari masalah dan rasa kecewa terhadap orang lain. Akan tetapi, hal itu bisa diatasi dengan iman kepada Allah. Permintaan Paulus akan kitab-kitab, termasuk perkamen, memperlihatkan kepada kita bahwa ia adalah seorang yang memiliki keinginan kuat untuk senantiasa belajar. Kita memang tidak tahu kitab atau perkamen apakah yang dia maksud. Namun kita bisa melihat bahwa ia tidak menyia-nyiakan waktu yang begitu banyak tersedia saat dia berada di penjara. Dia memanfaatkan waktu yang ada untuk sesuatu yang bisa memperdalam pengenalannya akan Allah dan menolong dia dalam melayani orang lain. Bagi kita yang sudah berada di usia senja, teladanilah Paulus. Jangan patah semangat karena keterbatasan fisik. Lakukanlah sesuatu yang menolong kita semakin dekat dengan Allah. Bagi kita yang merasa masih memiliki waktu yang cukup panjang untuk tinggal di dunia ini, jangan sia-siakan waktu yang begitu banyak itu. Manfaatkanlah untuk sesuatu yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |