Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/05/20 |
|
Rabu, 20 Mei 2015
|
|
Judul: Tempat perhentian Bagi orang Israel, pemaparan batas-batas ini memberikan sebuah pengharapan akan tibanya suatu masa pemenuhan janji Tuhan, suatu masa perhentian dari keletihan pengembaraan di padang gurun, suatu masa ketika mereka akan memperoleh kediaman yang tetap. Ini adalah sebuah sabat bagi kehidupan mereka yang terlahir dan besar sebagai generasi pengembara di padang gurun (bdk. Mzm. 92, Ibr. 4). Kehidupan umat Kristen acap kali digambarkan sebagai sebuah pengembaraan, karena kehidupan kita di dunia ini hanyalah kehidupan sementara. Rasul Paulus berulang kali menuliskan hal ini, antara lain di Roma 8:18-25. Kita mengalami keletihan. Seperti halnya generasi kedua bangsa Israel yang keluar dari Mesir memiliki pengharapan terhadap Tanah Perjanjian dari Tuhan, kita pun memiliki pengharapan itu. Ingatlah bahwa kehidupan kita tidak berhenti hanya di sini. Tuhan telah menjanjikan surga yang baru, di mana tidak ada lagi air mata, ratapan, dan dukacita (bdk. Why. 21:4). Jadi kehidupan kita tidak hanya begini atau akan berakhir begini saja. Berulang kali Tuhan menyatakan janji-Nya tentang sebuah tempat perhentian kekal bagi umat-Nya. Tempat itu bukan sekadar perhentian sementara yang Ia janjikan kepada bangsa Israel (bdk. Ibr. 4:8). Oleh karena itu, di tengah keletihan kita menjalani kehidupan di dunia ini, kita memiliki satu pengharapan besar yang menjadi alasan besar untuk kita bersukacita. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |