Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/05/20 |
|
Senin, 20 Mei 2019 (Minggu ke-4 sesudah Paskah)
|
|
Doa salah satu hal yang mungkin kerap kita lupakan. Masih ingatkah kita mengucap syukur atas hari yang baru pada saat ini? Kapan terakhir kali kita menaikkan syukur untuk nafas kehidupan yang diberikan Allah? Doa, baik dengan atau tanpa kata-kata, merupakan tindakan untuk menghubungkan kita kepada Allah. Ini bukan tindakan untuk memaksa Allah agar selaras dengan keinginan kita, tetapi doa merupakan permohonan agar segala yang terjadi adalah sesuai kehendak-Nya. Pada zaman Kitab Keluaran, orang membuat mazbah sebagai tempat pembakaran ukupan (1) yang ditaruh di depan tabir penutup hukum dan di depan tutup pendamaian di atas loh hukum. Di tempat itulah Allah menemui Harun, Imam Besar (6). Bisa saja kita menganalogikan momen ini sebagai doa karena peristiwa itu menciptakan perjumpaan antara manusia dan Allah. Harun harus membakar ukupan setiap pagi-khususnya ketika sedang membersihkan lampu-lampu-dan saat senja tiba (7). Itu harus dilakukan di hadapan Allah turun-temurun. Tindakan membakar kurban dan ukupan dari pagi hingga senja tiba bisa kita ibaratkan sebagai doa. Dari sini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa berdoa adalah tindakan terus- menerus tanpa mengenal waktu. Ukupan yang tetap (8) juga bisa kita misalkan sebagai doa. Itu harus diwariskan turun-temurun. Komunikasi atau menjalin relasi bersama Allah harus diajarkan dari generasi ke generasi. Kita harus mengusahakan ini sehingga menjadi ukupan yang wangi di hadapan Allah. Doa adalah elemen penting dalam formasi spiritualitas Kristen. Martin Luther, Bapak Reformasi Protestan, menempatkan doa sebagai nafas hidup semua orang percaya. Ia pernah mengatakan, "Menjadi seorang Kristen tanpa berdoa, sama mustahilnya hidup tanpa bernafas." Doa seumpama oksigen yang membakar energi bagi tubuh rohani kita. Doa: Tuhan, izinkan kami mengalami perjumpaan dengan-Mu dalam doa dan sudi mengajarkannya turun-temurun. [IG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |