Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/05/22 |
|
Sabtu, 22 Mei 2021 (Minggu ke-7 sesudah Paskah)
|
|
Kita sering menyanyikan kata "Haleluya". Pertanyaannya: apakah kita tahu alasan dan makna kata yang kita ucapkan dalam nyanyian itu? Pemazmur mengawali dengan memuji Allah (1-2), dan dia segera mengingatkan kita untuk tidak menaruh kepercayaan kita kepada manusia, seberapa pun tinggi pangkat dan kedudukannya (3). Pemazmur mengingatkan tentang betapa fananya manusia yang tidak memiliki keselamatan pada dirinya. Ketika manusia mati, lenyaplah segala ingatan dan kenangan atas dirinya (4). Apa yang terjadi dengan harta dan simpanannya? Ke mana segala hal yang menjadi tumpuan dan pegangannya selama ini? Itu semua sirna begitu saja. Maka, diberkatilah mereka yang memiliki Tuhan Allah sebagai sandarannya (5). Ia menciptakan dunia, menebus umat-Nya dari penindasan, dan memulihkan hidup mereka (6-9). Bahkan, kematian tidak dapat menaklukkan-Nya karena Dia adalah Raja untuk selama-lamanya (10). Inilah keyakinan iman bagi kita yang bersandar pada Tuhan Yesus Kristus, yang berkuasa atas kematian. Dialah jaminan abadi bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Dari keyakinan inilah kita menyanyikan "Haleluya!" Seruan "haleluya" bukanlah sebuah mantra atau ucapan jimat yang menenteramkan jiwa. Lebih daripada itu! Haleluya adalah ungkapan pengakuan iman kita ketika kita mengenali siapa Allah yang kita sembah. Persoalan terbesar dalam diri banyak manusia adalah mereka ingin memiliki kuasa atas diri dan kehidupan mereka. Manusia lupa bahwa hakikat hidupnya adalah buah karya ciptaan Allah Yang Mahakuasa. Maka, kepada Allahlah kita seharusnya bersandar. Siapa yang kita puji bukan lagi orang lain, atau diri sendiri, melainkan Tuhan, Sang Raja kita. Sebab di dalam nama-Nya ada keselamatan dan pemeliharaan yang kekal. Jangan mengandalkan harapan pada apa yang fana, karena kuasa kasih Allah jauh lebih nyata, dan akan tetap ada untuk selamanya. Sampai kapan pun, dengan penuh keyakinan iman kita menyanyikan "Haleluya! Pujilah TUHAN!" [IBS] Baca Gali Alkitab 4 Bangsa Israel merupakan umat milik Allah, tetapi acap kali mereka mencari pertolongan dari sumber yang lain, mulai dari bangsa asing (Mesir dan Asyur) hingga berhala (lih. Yes. 31:1; Hos. 4:17, 14:4). Tentunya, pertolongan itu tidak bertahan selamanya, dan mereka harus kembali meminta ampun kepada Tuhan. Seorang raja mungkin berkuasa semasa hidupnya. Di mata manusia hal ini terdengar luar biasa. Namun, di mata Tuhan hal itu hanya setitik kecil di dalam kekekalan. Manusia tidak sanggup menolong di luar batas mortalitasnya dan kondisinya yang berdosa, sedangkan Tuhan adalah Pencipta dan Raja yang kekal yang sanggup menolong siapa pun dengan keadilan dan belas kasih-Nya. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |