Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/05/27 |
|
Sabtu, 27 Mei 2017 (Minggu Paskah ke-6)
|
|
Pemazmur menuliskan: "Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah TUHAN...." (33:12). Tanpa Tuhan, yang tersisa hanyalah kebencian. Rasa benci akan menimbulkan pertikaian dan peperangan. Bangsa yang kuat menindas yang lemah. Inilah yang terjadi pada Kerajaan Utara dan Selatan. Sejak Yerobeam dan Rehabeam menjadi raja, perang saudara tidak terhindarkan. Kondisi itu berlangsung sampai masa pemerintahan Abia, anak Rehabeam. Kekuatan perang tidak seimbang. Pasukan Yerobeam dua kali lebih banyak dari pasukan Abia. Abia mulai memukul "genderang perang" dengan orasi tentang hal yang mendasar dan utama yakni: perjanjian kerajaan yang dikatakan sebagai perjanjian garam (perjanjian yang tetap yang tidak dapat berubah) yaitu perjanjian yang diikat Tuhan. Kemudian Abia menyatakan bahwa Yerobeam telah memimpin para petualang untuk melakukan makar. Mereka merebut 10 suku karena Rehabeam tidak kuat menghadapi mereka. Abia mengingatkan akan pemberontakan Yerobeam terhadap Tuhan dengan mendirikan patung anak lembu emas dan mengangkat para imam bukan dari suku Lewi. Abia dan Israel telah meninggalkan Tuhan. Sedang Abia menyatakan bahwa kerajaannya tetap pada pengaturan Tuhan, baik para pelayan dan persembahan korban, dan memelihara kewajiban terhadap TUHAN dengan sungguh. Tuhan menunjukkan pemeliharaan dan perlindungan-Nya kepada Abia dan para pahlawannya. Dalam pertempuran ini, pihak Yerobeam mengalami kekalahan. Setidaknya ada 500.000 orang terbunuh. Selama Abia memerintah, sulit rasanya bagi Yerobeam mengalahkannya. Tindakan Abia yang berani menegur Yerobeam patut diteladani. Karena itu, janganlah takut dan gentar. Sebab Tuhan ada di pihak orang yang berani menyatakan kebenaran sekalipun ia mengalami tekanan. Pada akhirnya, pembelaaan Tuhan akan nyata. [YTP] Baca Gali Alkitab 4 Perang antara kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan Abia dengan kerajaan Israel Utara di bawah kepemimpinan Yerobeam belum berakhir. Seharusnya Yerobeam yang menang karena ia memiliki 800 ribu pasukan, sedangkan Abia hanya 400 ribu serdadu. Karena Abia mengandalkan kekuatan Tuhan, maka pihak Yerobeam kalah telak dan rajanya terbunuh. Demikian pula halnya yang terjadi pada Raja Asa saat melawan orang Etiopia, Zerah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |