Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2022/05/27 |
|
Jumat, 27 Mei 2022 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)
|
|
Selalu ada ruang untuk meragukan kebenaran firman Tuhan yang disampaikan melalui perantaraan manusia, apalagi ketika kita memiliki kekuasaan. Azarya, Yohanan, dan orang banyak juga meragukan firman Tuhan yang diberikan melalui perantaraan Nabi Yeremia (2-3). Mereka menolak karena apa yang dikatakan Yeremia tidak sesuai harapan mereka. Keraguan ini akhirnya menghasilkan pemberontakan umat yang melawan kehendak Tuhan (4-7). Dan, Yeremia harus menghadapi semua itu sendiri. Yeremia harus berhadapan dengan para penguasa, yaitu Azarya dan Yohanan, yang dipercaya orang banyak karena kepahlawanan mereka. Sebagai pemimpin yang berkarisma dan berkuasa, mereka sudah terlatih untuk mencipta narasi demi mendukung kekuasaan. Mereka menentukan yang benar sebagai salah, dan menganggap perbuatan salah sebagai benar. Karena nubuat Yeremia tidak sesuai kemauan mereka, akhirnya mereka menciptakan narasi bahwa Yeremia adalah nabi palsu yang tidak cinta negara, antek bangsa asing, atau penjajah kafir. Narasi ini sukses menggerakkan seluruh bangsa Israel yang tersisa untuk mengikuti kemauan mereka, hingga seluruh bangsa menjadi buta akan pimpinan Tuhan. Ironisnya, mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar. Itu berbeda sekali dengan Yeremia. Sebagai hamba Allah, ia rela dikutuki banyak orang demi kesetiaannya terhadap narasi pesan dan pimpinan Tuhan. Narasi yang dia tahu akan tidak mengenakkan telinga pendengarnya dan mutlak mendapat penolakan. Tetapi, Yeremia tahu, pimpinan Tuhan tidak berbicara akan kekuasaan dan kepercayaan orang banyak, tetapi ketaatan terhadap sesuatu yang benar meskipun kekuasaan dan suara orang banyak menentangnya. Ketika kita memiliki kuasa atas orang lain, apakah kita sering berbuat seperti Azarya dan Yohanan, yaitu menciptakan narasi untuk berbuat jahat kepada orang lain? Ataukah, kita seperti Yeremia yang tetap berani menyuarakan kebenaran, sekalipun risikonya adalah penolakan dan penindasan dari kekuasaan dan juga orang di sekeliling kita? [JHN]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |