Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/29 |
|
Kamis, 29 Mei 2008
|
|
Judul: Menjadi musuh saudara seiman Betapa kompromistisnya Yehuda dalam menanggapi Filistin. Bukan memberi dukungan, mereka malah berdiri di pihak Filistin dan ikut mengejar Simson. Padahal ancaman orang Filistin hanya ditujukan kepada Simson, bukan kepada mereka. Mereka marah karena menurut mereka, tindakan Simson membahayakan hidup mereka (ayat 11-13). Tak ada dalam pikiran mereka, bahwa tindakan Simson merupakan perlawanan terhadap musuh umat Allah. Mereka tak peduli bahwa Simson diutus Allah untuk melepaskan mereka dari kekuasaan Filistin. Rupanya mereka sudah merasa nyaman hidup di bawah kekuasaan Filistin. Tak heran bila kemerdekaan sebagai umat Allah tak lagi menjadi mimpi mereka. Tindakan dan motivasi Simson memang tidak selalu baik, tetapi dengan menghajar orang Filistin sesungguhnya ia sedang melakukan kehendak Allah. Sebab itu, Simson tidak mau menyerang orang Yehuda yang menangkap dia. Meski dengan membelenggu Simson berarti orang Yehuda sedang bertindak sebagai musuh, tetapi ia memperlakukan Yehuda dengan baik karena ia tahu bahwa mereka adalah umat Allah. Namun Yehuda lebih suka mematuhi perintah para penindas ketimbang mendukung pembebas mereka. Orang memang cenderung memihak yang menguntungkan ketimbang yang benar. Akan tetapi, apakah semua tindakan semata-mata didasarkan pada kepentingan diri. Lalu kapankah kita, sebagai orang yang telah dibenarkan, berpihak pada kebenaran, meski tidak menguntungkan diri?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |