Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/05/30 |
|
Jumat, 30 Mei 2008
|
|
Judul: Mengurbankan panggilan Ilahi Karena tidak tahan dengan rengekan Delila, akhirnya Simson membuka rahasia kekuatannya (ayat 16-17). Dibelinya cinta Delila dengan rahasia kenazirannya. Tindakan yang sangat riskan sebenarnya, karena sudah nyata bahwa Delila akan menyerahkan dia ke tangan tentara Filistin (ayat 9, 12, 14). Demi uang, Delila tega menyerahkan orang yang mencintai dia (ayat 5). Simson sendiri terlalu percaya diri. Ia mengira bahwa kekuatan fisik akan menolong dia mengatasi segala situasi. Ia lupa akan ikrar kenaziran yang harus dipegang erat-erat. Sikap kompromi terhadap dosa membuat ia mengabaikan ikrar kenaziran satu persatu. Maka bukan kehilangan rambut sebenarnya yang menjadi penyebab utama Simson kehilangan kekuatan. Masalahnya, Tuhan telah meninggalkan dia (ayat 20). Kehilangan rambut hanyalah simbol keterpisahan Simson dengan Allah. Tidak adanya komitmen yang sungguh-sungguh untuk mendedikasikan diri pada Allah, membuat hidup Simson berakhir tragis. Kelemahan Simson dalam hal moral dan kerohanian bertolak belakang dengan kekuatan fisiknya. Simson, seperti kebanyakan orang, mengira bahwa dosa tak perlu dianggap serius. Tidak adanya teguran atau hukuman Allah saat berbuat dosa, membuat orang mengira bahwa Allah tidak memperhitungkan kesalahan itu. Simson tidak tahu bahwa Allah memang panjang sabar, tetapi Ia tidak bersikap permisif. Ini menjadi peringatan bagi kita untuk tidak bermain-main dengan panggilan kita sebagai orang Kristen, pengikut Kristus. Ikuti Kristus dan hiduplah seperti Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |