Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2014/05/31 |
|
Sabtu, 31 Mei 2014
|
|
Judul: Tetap menghormati urapan Tuhan Sebenarnya Daud sama sekali tidak bermaksud mempermalukan Saul. Yang Daud inginkan ialah Saul berhenti mengejar dirinya karena ia sama sekali bukan ancaman bagi Saul. Terbukti waktu kesempatan itu ada, walaupun mengambil risiko, Daud berhasil mendekat kepada Saul yang sedang tertidur. Abner, panglima perang Saul dan pasukannya kecolongan. Akan tetapi, Daud mencegah anak buahnya, Abisai, untuk menancapkan tombaknya ke tubuh Saul. Sebaliknya, Daud mengambil tombak dan kendi yang ada di samping Saul. Kedua benda itu dijadikan bukti bahwa kalau mau, Daud bisa membunuh Saul. Sekali lagi Daud membuktikan dirinya di hadapan Saul bahwa ia bukan ancaman baginya. Alasan Daud tidak membinasakan Saul ialah karena hal tersebut bukan haknya. Tuhanlah yang mengurapi Saul, Saul bertanggung jawab sepenuhnya kepada Allah. Hanya Allah yang memiliki hak untuk melakukan tindakan apa pun terhadap Saul. Daud menghormati Tuhan, maka ia pun menghormati Saul, betapa pun Saul ‘tidak pantas’ dihormati. Sampai sejauh ini kita membaca dan merenungkan 1 Samuel, kita mendapati Saul semakin hari semakin merosot dalam berbagai aspek kehidupannya. Sebaliknya Daud semakin terbentuk karakternya. Ia semakin memahami kehendak Allah, dan dengan demikian Daud semakin siap untuk pada waktu-Nya kelak menjadi raja atas Israel. Marilah kita belajar meneladani Daud, yang mengerti dan menghormati hak Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |