Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/06/01 |
|
Jumat, 1 Juni 2007
|
|
Judul: Mengampuni itu mulia Dalam artikelnya yang berjudul "Mengampuni: kuasa untuk merubah masa lalu", Lewis Smedes menulis, "Ketika Anda mengampuni seseorang, berarti Anda memperbarui ingatan Anda tentang diri orang tersebut." Namun, tak sedikit orang yang menolak untuk mengampuni, meski tahu bahwa mengampuni itu mulia, bahkan bermanfaat! Bagi Paulus, pengampunan seperti peperangan. Jika orang Kristen tak mau saling memaafkan, itu berarti memberi Iblis kesempatan untuk memecahbelah tentara Kristus (11). Paulus mendorong jemaat Korintus untuk tidak menimbulkan kepahitan, walau orang tersebut bersalah terhadap jemaat (5). Orang yang bersalah memang harus ditegur! Tetapi jangan berhenti sampai di situ. Harus diingat juga perlunya pengampunan (7; band. Luk. 17:3). Tindakan mengampuni menegaskan pengampunan Allah dalam diri orang itu (Kol. 3:13). Selanjutnya, jika tindakan disiplin diberlakukan, maka hasilnya harus diperhatikan. Jemaat tidak boleh cuci tangan, melainkan harus peka terhadap karya Roh Kudus dalam hidup orang itu. Tindakan disiplin merupakan kesempatan bagi orang yang bersalah untuk bertobat dan dipulihkan menjadi seorang Kristen sejati. Selain itu juga harus menegaskan kasih mereka pada orang itu. Artinya harus ada kemauan untuk menerima kembali orang itu, dalam semangat memelihara kesatuan orang beriman. Jika jemaat Korintus mau memaafkan dan menerima kembali orang yang bersalah, itu berarti mereka menutup kesempatan bagi setan untuk mencari keuntungan dari konflik di antara orang beriman. Mengampuni berarti menolak setan yang selalu mencari kesempatan untuk menghancurkan kesatuan orang beriman. Bila saat ini Anda mengingat seseorang yang bersalah terhadap Anda, ingatlah bahwa "Segala kepahitan, kegeraman, ... hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ... saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu (Ef. 4:31-32).
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |