Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/06/02 |
|
Senin, 2 Juni 2008
|
|
Judul: Mengutamakan kehendak Allah Suku Dan adalah keturunan Yakub (Kej. 30:1-6), dan bukan suku yang besar (Bil. 1:39). Suku ini sebenarnya telah menda-patkan wilayah yang menjadi bagiannya, ketika Yosua membagi tanah perjanjian (Yos. 19:40-48). Entah kenapa, mereka tidak mampu mengusir orang Amori yang mendiami tanah yang menjadi bagian mereka (Hak. 1:34). Orang Amori bahkan mampu mendesak mereka untuk pindah dan menetap di daerah Utara. Sementara itu, suku-suku Israel yang lain telah mampu menguasai tanah yang telah ditetapkan bagi mereka. Ketidakpuasan mendorong suku Dan untuk mengutus mata-mata guna mencari daerah yang dapat diklaim sebagai milik pusaka mereka (ayat 1-2). Para mata-mata sampai di rumah Mikha dan mengenali adanya orang Lewi di situ (ayat 3). Mereka ingin mencari tahu kehendak Allah mengenai perjalanan mereka (ayat 5). Orang Lewi itu kemudian menyatakan penyertaan Allah (ayat 6). Padahal bila kita melihat relasinya dengan Allah, sungguh meragukan bila itu adalah suara Allah. Apalagi perjalanan mata-mata itu sama sekali bukan inisiatif Allah. Setelah melihat daerah Lais, para mata-mata mendorong orang-orang sesukunya untuk menguasai daerah itu. Mereka meyakinkan bahwa itulah kehendak Allah (ayat 7-10). Padahal Musa dan Yosua telah berulang kali mengatakan, bahwa mereka hanya boleh menguasai daerah yang telah ditentukan Allah. Suku Dan tidak mampu mengklaim daerah teritori yang Allah tetapkan, tetapi mereka begitu bersemangat berperang merebut tanah yang mereka anggap cocok buat mereka. Kita pun kadangkala bersikap seperti suku Dan: mengabaikan apa yang Allah inginkan dan mengejar apa yang menjadi hasrat hati. Sesuaikah ini dengan karakter seorang pengikut Kristus? Tentu tidak! Kita seharusnya menginginkan kehendak dan kemuliaan Allah saja dalam hidup kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |