Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/06/04 |
|
Minggu, 4 Juni 2006
|
|
Judul: Anugerah menyuburkan dosa? Uraian Paulus tentang anugerah Allah sebagai jalan keselamatan (Rm. 5:10-21) bisa dibelokkan orang untuk membenarkan cara hidup berdosa (ayat 6:1). Paulus menyanggah kesimpulan sembarangan itu. Anugerah bukan saja memberikan pengampunan dosa, tetapi juga menyebabkan kelepasan dari dosa (ayat 2). Jika di pasal 5 Paulus seolah melompat dari pembenaran langsung ke pemuliaan (ayat 5:2, 11), maka dalam bagian ini ia membicarakan pokok yang dilompatinya itu, yaitu prinsip pemuridan atau pengudusan. Iman melangkah bersatu dengan Kristus seperti yang dilambangkan dalam baptisan. Ketika seseorang dibaptiskan, orang itu menyatu dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Kristus yang mati dan bangkit yang berkuasa menyelamatkan dan mengubahkan hidup, bukan baptisan. Kristus sudah menyatu dengan kita melalui inkarnasi dan ketaatan-Nya menerima hukuman salib. Untuk beroleh faedah karya penyelamatan itu, kita harus beriman. Beriman adalah menerima Kristus dengan segenap hidup (akal budi, persetujuan dan penyerahan diri). Beriman tidak cukup sekali. Kita menerima Kristus untuk terus-menerus ambil bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Melalui satu dengan kematian-Nya, sifat dosa kita dimatikan. Melalui satu dengan kebangkitan-Nya, kita ikut bangkit. Bukan lagi hamba dosa, tapi hamba Allah (ayat 6:5-10). Ini diberlakukan oleh Roh Kudus, yang mulai hari Pentakosta beroperasi menerapkan karya Kristus pada orang beriman. Kita wajib memiliki iman konsisten. Ingat, pikirkan, dan resapi bahwa kita sudah mati bersama Kristus. Kematian-Nya telah menghancurkan kuasa dosa dalam kehidupan kita. Aktiflah memperlakukan dorongan dosa sebagai hal yang telah mati oleh Kristus! Aktiflah juga mengingat dan bersyukur bahwa semua potensi dan seluruh keberadaan kita adalah dari Allah dan hanya untuk memperkenan Dia. Camkan: Kita berhutang nyawa kepada Kristus, kita wajib tunduk melayani kehendak-Nya yang benar dan kudus!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |