Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/06/04 |
|
Senin, 4 Juni 2007
|
|
Judul: Pembenaran vs penghukuman Orang Yahudi begitu bangga memiliki Perjanjian Lama dengan Hukum Taurat yang tertulis di dalamnya. Mereka bahkan cenderung menjunjung tinggi tokoh-tokohnya, seperti Musa dan Abraham. Peristiwa Musa turun dari Gunung Sinai, setelah menerima dua loh batu bertuliskan sepuluh hukum Taurat, tentu tidak dilupakan oleh orang Yahudi. Setelah menemui Tuhan, wajah Musa memancarkan kemuliaan-Nya. Maka saat dia turun dari Sinai, wajahnya bersinar cemerlang. Akibatnya orang Israel tak tahan melihat dia. Tetapi lambat laun, cahaya itu memudar (7). Kisah ini dipakai Paulus untuk membandingkan kemuliaan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Paulus menyatakan bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dengan penghukuman (7a). Mengapa demikian? Karena Hukum Taurat berisi standar kebenaran yang tidak dapat dipenuhi oleh siapa pun! Dengan demikian, semua orang akan dianggap berdosa! Tetapi Perjanjian Baru adalah pembenaran Allah bagi orang yang berdosa (9). Mengapa bisa demikian? Karena tuntutan Hukum Taurat telah dipenuhi oleh Tuhan Yesus melalui penumpahan darah-Nya. Betapa besar perbedaan antara penghukuman dan pembenaran! Perjanjian Lama memang memancarkan kemuliaan; namun kemudian kemuliaannya memudar bagai sinar lampu saat fajar merekah (10-11). Sampai sekarang banyak orang berpikir bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan berbuat baik. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa keselamatan adalah karena anugerah Allah. Upaya manusia akan menemui jalan buntu. Segala yang dihasilkan orang yang sudah digelapkan oleh dosa akan berakhir pada kegagalan dan hukuman Allah. Kita yang sudah menerima anugerah penebusan Allah, perlu memiliki hati yang terbeban untuk mendoakan dan memberitakan jalan keselamatan anugerah Allah ini kepada sesama kita. Begitu banyak hal menjadi masalah bagi kita, namun janganlah kita alpa berdoa dan menyebarkan Injil kepada orang-orang dalam lingkar pergaulan kita.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |