Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/06/04 |
|
Sabtu, 4 Juni 2011
|
|
Judul: Langkah iman Setelah melalui proses pembentukan lebih jauh dan telah melihat penyertaan Tuhan dalam hidupnya, Abraham memberi kesaksian yang baik bagi orang-orang Filistin. Raja Abimelekh dan Panglima Pikhol menghampiri Abraham dan mengakui bahwa Abraham disertai Tuhan (22). Lebih dari sekadar perjanjian, kita bisa melihat awal pemenuhan janji Tuhan bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar (Kej. 12:2) dengan kedatangan sebuah negara untuk mengikat perjanjian dengan dia. Selanjutnya di ayat 27-30 kita melihat ujian atas karakter Abraham. Janji Tuhan bahwa ia akan memiliki tanah itu tidak membuat Abraham bertindak semena-mena dalam pertikaian yang terjadi. Ia tetap rendah hati dan mencari jalan damai, bahkan menyerahkan hewan-hewan yang berharga layaknya seorang penduduk membayar upeti kepada penguasanya (bdk. Rm. 12:18). Padahal ia punya kekuatan untuk berkonfrontasi terhadap negara yang mulai takut padanya itu (bdk.Kej. 14:1-16). Dalam perikop ini kita melihat "akhir" perjalanan-iman Abraham. Ia telah memiliki anak dan telah tiba di negeri yang dijanjikan Tuhan akan dimiliki keturunannya (bdk. Kej.15:13-16). Pengembaraannya telah berakhir dan ia menetap di Filistin seraya menanam pohon tamariska yang besar dan mendirikan mezbah untuk Tuhan. Ini ekspresi imannya bahwa ke tanah itulah Tuhan sudah memanggil dia dan di tanah ini Tuhan akan memenuhi janji-Nya kepada keturunannya. Berkaca dari kelak-kelok dan naik-turun perjalanan iman Abraham, beranikah kita mengambil langkah-iman yang Tuhan tuntut dari kita, ketika Ia memanggil kita? Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |