Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/06/05 |
|
Sabtu, 5 Juni 2021 (Minggu Trinitas)
|
|
Hidup tanpa kasih Allah dapat diibaratkan seperti makanan yang mewah, tetapi rasanya hambar dan tidak bergizi. Kelihatannya bagus, namun tidak berguna, tidak bisa dinikmati, dan sia-sia. Hal itu tampak jelas pada relasi Allah dengan umat-Nya. Allah mengabarkan adanya penghiburan dalam hukuman yang diterima umat-Nya (1-2). Umat merespons kasih Allah itu dengan menyiapkan diri untuk memuliakan Allah (3-5). Adanya kesadaran sebagai makhluk yang rapuh, membawa pada pengenalan akan firman Allah yang kekal (6-8). Akhirnya, Allah memberikan kabar sukacita bahwa Ia akan menghimpun umat-Nya (9-11). Kasih Allah memberikan kekuatan dalam kehidupan manusia. Fakta ini sudah terbukti; kasih-Nya selalu disediakan bagi umat-Nya yang mau menerimanya. Sekalipun dalam kesusahan, ada penghiburan untuk kehidupan yang lebih baik. Bahkan dalam kesalahan sekalipun, Allah tetap mengasihi umat-Nya dan menjanjikan pembebasan. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh umat untuk hidup dengan cara memuliakan Allah. Sekalipun sebagai makhluk yang lemah, manusia telah mengenal Allah yang penuh kasih. Ia menjadi gembala bagi kita domba-domba-Nya. Kasih Allah selalu memberikan kekuatan untuk berharap akan masa depan yang lebih baik. Kita perlu merasakan kasih Allah dalam setiap kenyataan hidup. Ia tidak pernah kehilangan cara menunjukkan belas kasih-Nya. Ini dapat mendorong kita untuk sekuat tenaga memuji Allah yang kekal. Tak berkesudahan kasih setia Allah. Kesetiaan Allah tidak pernah hilang dari kehidupan kita, sehingga kita layak untuk selalu berharap kepada-Nya. Selalu ada kabar sukacita yang diberikan Allah. Oleh karena itu, marilah kita mengarahkan hati untuk memahami karya kasih Allah dalam kehidupan ini. Dengan demikian, dalam setiap kenyataan yang ada, kita selalu melihat kesetiaan-Nya dan kita dikuatkan untuk hidup dalam sukacita. Apa yang susah dan mengecewakan sekalipun dapat diubah menjadi kabar sukacita di dalam kasih setia Allah yang kekal. Ayo buktikan! [JMS] Baca Gali Alkitab 6 Ada kalanya kita jatuh sakit dan terbaring di tempat tidur. Dalam keadaan lemah, kita berpikir: Apakah ada yang salah dari perbuatan kita? Apakah Tuhan sedang kecewa kepada kita? Pikiran-pikiran seperti ini menenggelamkan hati kita ke dalam kesedihan. Bagaimana kita bisa mengungkapkan ini semua di dalam doa? Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |