Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/06/07 |
|
Kamis, 7 Juni 2018 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Ada banyak orang menebar janji, namun dengan mudah mengingkarinya. Akibatnya banyak orang yang terluka dan menjadi sakit hati. Janji ditetapkan untuk ditepati agar ikatan di antara manusia yang berjanji dapat terpelihara baik. Abram menyadari bahwa dirinya sudah tua. Ia juga tidak memiliki keturunan sebagai ahli waris. Karena itu, ia mempersiapkan Eliezer menjadi penggantinya (2). Itulah adat dan budaya yang berlaku pada waktu itu. Namun, Allah tetap setia pada perjanjian-Nya bahwa yang akan menjadi ahli waris adalah keturunan jasmani Abram dan Sarai (12:2). Allah memperteguh janji-Nya kepada Abram bahwa keturunannya akan sebanyak jumlah bintang di langit (5). Abram memercayai janji itu dan Allah memperhitungkannya sebagai kebenaran. Percaya bukanlah barang jadi. Kepercayaan dalam diri seseorang merupakan proses. Iman sangat berkait erat dengan pertumbuhan dan tidak sekali jadi. Setiap orang perlu belajar percaya. Meski telah empat kali Allah menampakkan diri kepada Abram, dan janji akan keturunan itu belum tergenapi, Abram belajar untuk percaya. Percaya berarti memercayakan diri kita kepada pribadi yang kita percayai. Dan Abram memercayakan dirinya kepada Allah. Itulah yang menyenangkan hati Allah. Mengapa Abram percaya? Sejatinya itulah jalan terlogis. Bukankah Allah itu Mahakuasa? Bukankah Abram telah menjadikan Dia sebagai Tuannya? Dan jalan terlogis seorang hamba-yang memang tidak tahu hari depan-adalah percaya penuh kepada Sang Tuan. Allah sungguh menghargai orang yang percaya penuh kepada-Nya. Karena itu, apa pun persoalan yang kita hadapi, hanya iman kepada Allahlah yang akan menjadi kekuatan dan solusi. Tentu ada banyak hambatan, tantangan, dan godaan dalam hidup kita. Semuanya itu kadang membuat kita khawatir dan cemas akan janji Allah. Marilah kita terus belajar untuk tetap percaya kepada-Nya! Sebab Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (lih. Rm. 8:28). Sekali lagi, percayalah! [NSP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |