Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/06/08 |
|
Sabtu, 8 Juni 2019 (Minggu ke-6 sesudah Paskah)
|
|
Pernahkah kita mendengar seseorang berkata, ”Oh, saya merasakan kehadiran Allah.” Apa reaksi kita saat mendengarnya? Pernahkah kita bertanya, ”Bagaimana ia tahu bahwa Allah hadir? Apa sebenarnya indikatornya?” Allah pernah berikrar bahwa Ia akan diam di tengah-tengah orang Israel (Kel. 29:45). Ketika Kemah Suci selesai dibangun, maka janji itu pun tergenapi. Kemuliaan Allah hadir dalam bentuk awan yang menutupi Kemah Suci (34-35). Ada banyak jenis dewa yang juga berdiam di sekitar bangsa Israel. Namun, wujud kehadiran mereka selalu ditandai dengan kebekuan. Ada yang mengambil rupa sebagai patung, batu, pohon, dan sebagainya. Mereka semua diam dan tak berbuat apa-apa. Ekspresi ini kontras dengan Allah umat Israel. Ia hadir dalam bentuk awan dan api. Ia bergerak. Gerakan-Nya pun bukan tanpa arah. Ia seperti menunjukkan arah ke mana orang Israel berjalan (36). Jika awan dan api itu bergerak, orang Israel pun turut serta (37). Cara Allah menyatakan diri sungguh unik, bukan? Ada dua hal yang menarik untuk dipelajari. Pertama, kehadiran Allah di tengah umat ditandai dengan penyertaan-Nya. Ia memberi arahan dan petunjuk kepada umat. Kedua, kehadiran Allah dikenali ketika umat taat pada petunjuk itu. Jadi, kehadiran-Nya tidak ditentukan oleh perasaan emosional belaka. Namun, ada gerak harmonis antara perintah Allah dan ketaatan umat. Indikator kuat bahwa Allah berdiam di tengah umat adalah ada aksi konkret yang terjadi. Sebuah tindakan hasil kolaborasi antara arahan Allah dan ketaatan umat. Dalam konteks sekarang, bagaimana kita merasakan kehadiran Allah? Alkitab— adalah firman Allah—menjadi wujud kehadiran-Nya di tengah gereja. Dalam Alkitab, petunjuk dan arahan Allah jelas sebagai parameter aksi bagi kita; perintah, peringatan, janji-janji, ketetapan-ketetapan, dan jalan-jalan Allah jelas dapat kita ikuti dan imani. Kehadiran Allah dapat dialami jika gereja mau taat pada firman Allah. Doa: Tuhan, kami mau taat pada firman-Mu sebagai bukti kehadiran-Mu. [RP] Baca Gali Alkitab 6 Dalam suka dan duka, Allah selalu hadir dan menyertai kita. Ia adalah Allah yang tidak buta, tidak tuli, dan tidak pernah tidur. Namun, penyertaan Allah tidak selalu sama bagi setiap orang. Dalam ragam situasi yang berbeda, Ia pun menunjukkan penyertaannya dengan cara yang lain pula. Mungkin, kenyataan ini yang membuat kita kadang sulit merasakan hadirat-Nya. Padahal, rencana-Nya jauh melampaui akal dan rencana kita. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Doa respons:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |