Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/09 |
|
Minggu, 9 Juni 2013
|
|
Judul: Terlalu bebal untuk mengucap syukur Rasa syukur umat sangat tipis. Betapa mereka tidak cepat menyadari dan mengakui kebesaran-Nya (2). Permohonan pemazmur ialah agar mereka diberi kepekaan untuk melihat dan menyadari kebaikan-Nya di tengah-tengah mereka (4-5) sehingga mereka pun hidup sesuai dengan hukum Tuhan (3). Catatan pemberontakan ini bertujuan agar umat menyadari kasih setia Tuhan yang melampaui kebebalan mereka. Paparan sejarah bisa dibagi tiga bagian. Permulaan mereka ditebus dari perbudakan Mesir (6-12); perjalanan di padang gurun (13-33); penaklukan dan pendudukan tanah Kanaan (34-46). Mazmur ini ditutup dengan permohonan agar mereka dapat belajar bersyukur (47) dan ajakan kepada seluruh umat untuk memuji Tuhan (48). Kebebalan umat Tuhan, terlihat mencolok. Baru saja mengalami kebaikan dan keperkasaan-Nya yang membebaskan mereka dari Mesir. Namun, di tepi laut Teberau, saat dikejar pasukan Firaun, Israel ketakutan dan memberontak terhadap Tuhan (7; Kel. 14:10-12). Tuhan tetap setia. Laut Teberau terbelah.Umat Israel menyeberang selamat, sementara pasukan Firaun tenggelam di dalamnya (11). Pujian kepada Tuhan pun membahana (12; Kel. 15:1-21). Inilah penyakit yang sering diderita anak-anak Tuhan, lupa anugerah Tuhan. Saat masalah datang, kita bersungut-sungut dan melawan Tuhan. Syukur, Tuhan tetap mengasihi dan setia kepada kita. Marilah, kita belajar tidak melupakan kebaikan-Nya dan belajar untuk terus menerus mengucap syukur! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |