Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/06/09 |
|
Kamis, 9 Juni 2016 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Murka Allah yang bernyala-nyala mendorong diri-Nya untuk memusnahkan umat-Nya dari muka bumi ini (26). Allah mengurungkan niat tersebut karena tindakan-Nya sama sekali bisa disalah pahami oleh bangsa-bangsa barbar sebagai hasil kerja keras mereka (27). Mereka mengira bahwa kemenangan tersebut merupakan bentuk pertolongan allah mereka. Karena mereka adalah bangsa yang tidak berhikmat dan berakal budi sehingga mustahil bagi mereka dapat memahami bahwa kehancuran Israel disebabkan oleh Allahnya menyerahkan umat-Nya kepada bangsa-bangsa lain (28-30). Allah Israel adalah gunung batu yang sejati. Tiada dewa atau allah mana pun yang dapat menandingi Allah Israel (31). Tetapi bangsa Israel telah meninggalkan Allahnya dan mencari allah lain sebagai pengganti sandaran yang kokoh. Pola pikir dan perilaku mereka telah terkontaminasi oleh adat kebiasaan bangsa-bangsa barbar. Israel tidak ubahnya seperti orang-orang Sodom dan Gomora. Segala perilaku mereka hanya menghasilkan kejahatan dan kekejian di mata Allah (32-33). Itu sebabnya Allah akan menunggang balikan Israel melalui penghakiman-Nya (34-36a). Penghakiman Allah yang dahsyat membuat bangsa Israel hampir punah dari muka bumi (36). Di saat seperti itu, Allah menyindir dan mengolok-olok umat-Nya yang memercayai allah-allah palsu. Ia menantang mereka memanggil allah palsu untuk menolong mereka (37-38). Di saat tiada pengharapan, Allah tampil sebagai pemenang (39a). Ia menunjukkan kemahakuasaan-Nya atas segala bangsa (39b). Bahkan tiada seorang pun yang dapat luput dari keadilan dan penghakiman-Nya (39c). Ia membuktikan diri-Nya sebagai Allah yang sejati dan hidup (40). Mereka yang menentang-Nya akan dibinasakan (41-42). Ia akan tampil sebagai pembela Israel dengan membalas segala perbuatan keji bangsa-bangsa terhadap umat-Nya. Ia pula yang akan merestorasi kondisi umat-Nya (43). Jangan sekalipun kita mengingkari iman kepada Allah. Hidup kita pasti menuju ambang kehancuran. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |