Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/06/09 |
|
Sabtu, 9 Juni 2018 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Biasanya pasangan muda-mudi yang sedang dilanda asmara berupaya memegang teguh komitmen bersama. Mereka berupaya membangun sikap saling memercayai, setia, dan bertanggung jawab. Ketika salah seorang mengingkari janji tersebut, cepat atau lambat jalinan kasih mereka akan kandas. Allah terus-menerus mengulangi perjanjian-Nya kepada Abraham, yaitu Abraham akan mempunyai keturunan dan tanah Kanaan akan diberikan Allah kepada keturunan Abram (2-8). Allah mengikat perjanjian-Nya dengan sebuah tuntutan bahwa Abram harus hidup taat sesuai dengan kehendak-Nya, hidup tak bercela, dan setiap kaum laki-laki harus disunat. Dengan sunat maka hidup baru dimulai dan hidup lama berlalu. Di sini, sunat merupakan tanda keselamatan bagi keturunan Abram (9-10). Selain itu, sunat dapat dipahami sebagai meterai karya kasih Allah. Allah pun mengubah nama Abram menjadi Abraham, sedangkan Sarai menjadi Sara. Nama "Abram" berarti bapak yang diagungkan, sedangkan nama "Abraham" berarti bapak banyak bangsa. Sedangkan nama "Sara" berarti ia akan menjadi ibu raja-raja. Perubahan nama ini menegaskan bahwa janji Allah pasti tergenapi. Abraham menyodorkan Ismael agar diperkenan menjadi ahli warisnya (18). Namun, Allah tegas menolak Ismael dan menegaskan bahwa ahli waris satu-satunya hanyalah yang berasal dari Sara yang akan diberi nama Ishak (19). Ketika Allah menginginkan hal-hal yang tampak mustahil terjadi dalam hidup, justru kita kadang meragukan kemampuan Allah. Akal budi kita sering kali menjadi persoalan utama. Ketidakmampuan pikiran manusia memahami cara kerja Allah membuat manusia menganggap rancangan Allah sebagai kemustahilan. Memang dibutuhkan kerendahan hati dan ketaatan kita untuk melihat bagaimana Allah mengabulkan janji-Nya. Marilah kita menunjukkan kesetiaan dan ketaatan kepada Allah. Karena Ia setia dan tidak pernah ingkar janji. Setiap pergumulan hidup kita justru harus dilihat sebagai ujian iman. Dengan demikian kita dapat mengatasi persoalan. [NSP] Baca Gali Alkitab 6 Saat Allah menyatakan diri-Nya kepada Abram untuk keluar dari tanah kelahirannya, Allah berjanji bahwa Abram akan mendapat keturunan. Keturunan Abram tidak dapat terhitung banyaknya. Walaupun Abram masih belum memiliki ahli waris, namun Abram percaya sepenuhnya pada janji Allah. Karena itu, Allah menghitung rasa percaya Abram sebagai kebenaran. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |