Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2019/06/09 |
|
Minggu, 9 Juni 2019 (Hari Pentakosta)
|
|
Nabi Yoel menubuatkan tentang suatu hari. Hari itu disebut sebagai Hari Tuhan. Imajinasi kita agak sulit membayangkan keadaan pada hari itu karena Nabi Yoel melukiskan kondisi saat itu dengan kontradiksi yang tajam. Ia memberitakan kabar suka cita dan duka nestapa datang bersamaan. Pada satu sisi, Yoel memberitakan kabar gembira. Ia mengatakan bahwa Allah akan mencurahkan Roh ke atas manusia (28). Roh itu akan memenuhi manusia tanpa memandang sekat usia dan gender. Strata sosial dipukul rata. Para hamba/budak akan mendapatkan juga curahan Roh itu (29). Yoel menubuatkan sebuah dunia yang penuh kesetaraan. Namun pada sisi lain, Yoel juga menggambarkan sebuah kengerian tak terperikan. Darah, api, dan gumpalan asap menjadi corak pertama saat hari Tuhan itu tiba (30). Alam menunjukkan paras mengerikan. Matahari padam dan bulan berwarna merah darah (31). Imajinasi kita mungkin sulit memahaminya. Para teolog berlomba-lomba menafsir nubuat ini. Namun, tak satu pun dari mereka mampu menawarkan jawaban yang memuaskan. Kita hanya disodorkan dengan ragam spekulasi. Hal ini lumrah karena Yoel menyampaikan nubuatnya dengan aneka simbol. Akibatnya, teks ini pun menjadi sangat multitafsir. Walaupun demikian, Yoel memberi kita satu pengharapan mutlak. Siapa pun yang berseru kepada TUHAN akan diselamatkan (32). Apa pun kondisi dan situasi yang terjadi kelak, Allah adalah panji keselamatan. Ini adalah kebenaran yang tak bisa diganggu gugat. Petrus mengutip nubuat ucapan Nabi Yoel ini dalam khotbahnya pada hari Pentakosta. Di tengah cibiran dan ejekan yang mereka terima (Kis. 2:13), ia memberi harapan baru bagi jemaat mula-mula. Saat tantangan berat menghadang, tetaplah kita menjalaninya. Janji nubuat ini telah digenapi Allah karena Roh Kudus telah turun dan sedia menolong kita yang berseru kepada-Nya. Doa: Tuhan, walau badai kehidupan menerpa, terus pegang tangan kami. [RP]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |