Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2021/06/09 |
|
Rabu, 9 Juni 2021 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Pernahkah Anda menonton film tentang pertarungan antara jagoan dengan pecundang? Biasanya si pecundang berkoar-koar bahwa dirinya akan dengan mudah mengalahkan lawannya. Tetapi kita tahu, omongan si pecundang hanya omong kosong yang tidak dapat dibuktikan. Hal seperti itulah yang terjadi ketika Allah menantang bangsa-bangsa yang meminta tolong kepada dewa-dewa mereka agar dewa-dewa itu memberikan bukti kekuasaannya. Sekali omong kosong tetap omong kosong. Itulah yang menjadi persoalan bagi para ilah yang menjadi pemujaan banyak bangsa. Tidak ada satu pun dari para ilah itu dapat membanggakan kekuasaan mereka di hadapan Allah. Pertama, Allah dan para ilah berbanding terbalik. Artinya, Allah berkuasa atas sejarah, berdaulat atas masa depan, dan Raja atas alam semesta, termasuk Israel (22-23, 27-28). Sementara para ilah tidak punya kuasa atau kemampuan apa-apa yang dapat diandalkan manusia. Kedua, Allah dapat memberikan bukti kepada bangsa-bangsa bahwa Allah berdaulat atas semua orang, termasuk raja dari utara untuk melaksanakan rencana-Nya (25-26). Sementara itu, para ilah tidak dapat memberitahukan apa-apa tentang kekalahan yang akan mereka alami. Ketiga, bagi Allah segala sesuatu yang berkaitan dengan para ilah adalah kejijikan, termasuk bangsa-bangsa yang menyembahnya (24). Oleh karena itu, para ilah dan pengikutnya hanyalah kesia-siaan dan berakhir pada penghukuman di neraka (29). Dari ketiga aspek ini kita dapat menilai dengan jelas, hanya Allah yang sepantasnya menjadi Allah yang kita sembah, percayai, dan andalkan dalam hidup kita. Oleh karena itu, untuk urusan hidup ini kita tidak boleh main-main. Untuk apa bersandar pada berhala yang punya bentuk, tetapi isinya kosong alias hampa? Hanya Allah saja yang bisa kita andalkan karena Ia yang punya kekuasaan yang telah terbukti tidak dapat ditandingi oleh siapa pun atau oleh apa pun. Melalui hubungan yang lebih erat dengan Allah, kita terhindar dari kesia-siaan dan penghukuman kekal. [RMS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |