Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2016/06/10 |
|
Jumat, 10 Juni 2016 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Tuntutan untuk mematuhi hukum Taurat merupakan aturan yang tidak dapat ditawar oleh seluruh orang Israel. Sebab Taurat TUHAN menjadi penentu masa depan umat Allah di Tanah Perjanjian. Jika mereka memilih hidup takut akan Allah, maka mereka akan selamat. Apabila mereka memilih membangkang, maka kehancuran yang akan mereka dapatkan. Setelah Musa selesai menuliskan nyanyian tersebut, ia dan Yosua mengajarkannya kepada bangsa Israel untuk dinyanyikan dan diingat (44-45). Kehadiran Yosua bersama Musa secara tidak langsung memberitahukan kepada mereka bahwa kepemimpinan Musa akan diganti oleh Yosua. Dalam kesempatan itu, Musa kembali menegaskan kepada orang-orang Israel agar tidak meremehkan segala ajaran, nyanyian peringatan, dan Taurat TUHAN yang telah ia sampaikan kepada mereka (46a). Semua yang telah mereka dengar wajib diajarkan dan dilakukan oleh bangsa Israel dan keturunannya dengan setia (46b). Sebab kelangsungan berkat Allah atas kehidupan mereka dan anak cucu di Tanah Perjanjian tergantung kepada seberapa besar keinginan mereka untuk memelihara dan menaati Taurat TUHAN. Itu sebabnya Musa mengarisbawahi bahwa segala hukum Taurat yang telah diajarkan kepada mereka bukan ucapan kosong, melainkan sumber kehidupan mereka (47). Pada saat itu, Allah memanggil Musa naik ke gunung Nebo untuk terakhir kalinya, sebelum ia wafat dan dikumpulkan dengan leluhurnya (48-49a, 50). Meski Musa tidak dapat melihat dan mengalami secara konkret realisasi janji Allah atas Tanah Perjanjian, setidaknya ia dapat melihat luasnya Tanah Perjanjian itu dari kejauhan, yakni di atas gunung Nebo (49b, 52). Alasan TUHAN sederhana, yakni Musa dianggap membangkang perintah-Nya saat bangsa Israel bertikai dengan Musa mengenai air minum. Karena ketidaktaatan Musa kepada perintah Allah, maka hal itu sama artinya menodai kekudusan-Nya (51; band. Bil. 20:2-13, 27:12-14). Dalam kekudusan Allah, siapapun tidak boleh meremehkan hukum dan ketetapan-Nya. Karena Allah tidak dapat dipermainkan. [TG]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |