Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/06/10 |
|
Sabtu, 10 Juni 2023 (Minggu Trinitas)
|
|
Setiap orang punya beban hidup yang berbeda-beda dan masing-masing menanggungnya dengan daya yang berbeda juga. Saat beban hidup melanda kita, kerap kali kita menyalahkan Tuhan. Kita tak mau melihat dari perspektif lain atau merenungi apa yang Tuhan ingin tunjukkan lewat peristiwa yang kita alami. Ayub mengalami penderitaan secara bertubi-tubi. Ironisnya, selama ini Ayub hidup taat di hadapan Tuhan. Karenanya, ia tidak mengerti mengapa semua penderitaan itu terjadi padanya. Itulah mengapa, ketika teman-temannya menyalahkan cara hidupnya yang berdosa di hadapan Allah, ia membela diri dengan mengaku tidak bersalah. Inilah yang membuat Elihu geram. Elihu merespons pernyataan Ayub secara tendensius dan emosional. Elihu menunjukkan pemahaman yang keliru tentang Allah. Ia percaya bahwa Allah adalah Pribadi yang jauh dari manusia (5). Kekuasaan dan kedaulatan-Nya jauh lebih besar daripada kebaikan dan kebenaran semua manusia, termasuk Ayub (6-7). Ia berpikir bahwa jika Allah tidak menolong Ayub, itu artinya Ayub bersalah (8-13). Baginya, apa yang dialami Ayub adalah hukuman yang memang pantas untuk diterima Ayub. Pada akhirnya, Elihu mengatakan bahwa Ayub banyak bicara tanpa pengertian (14-16). Alih-alih berempati atas apa yang terjadi pada Ayub, ia malah berfokus pada pandangan dan pengertiannya sendiri. Ketika seseorang menceritakan kesulitannya kepada kita, atau ketika kita melihat orang terdekat kita sedang mengalami musibah, kiranya kita dapat merespons dengan cara yang tepat, yaitu berempati dengan tulus. Turut merasakan penderitaan yang dialami lebih baik daripada memojokkan dan menyalahkan. Ingatlah, Allah memerhatikan penderitaan setiap orang. Ia bukanlah Pribadi yang acuh tak acuh. Ingat juga, penderitaan yang kita alami tidak melebihi kekuatan kita karena Allah itu setia. Ia tak akan membiarkan kita dicobai dengan penderitaan yang membuat kita hancur dan binasa. Saat kita dicobai, Tuhan akan memberi jalan keluar, sehingga kita dapat menanggungnya. [SLM] Baca Gali Alkitab 6 Bagi manusia yang berdosa, yang menderita karena kejahatannya sendiri, masih ada belas kasihan dan kemurahan dari Allah. Elihu mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah dirugikan oleh dosa/kefasikan manusia dan juga tidak diuntungkan oleh kebenaran manusia. Karena itu, di dalam kehangatan murka Allah, kasih-Nya juga dicurahkan dengan berlimpah. Apa saja yang Anda baca? Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? Apa respons Anda? Pokok Doa:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |