Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2012/06/11 |
|
Senin, 11 Juni 2012
|
|
Judul: Kuasa Allah tidak terhalangi apapun Kehendak Allah untuk membebaskan Petrus bahkan tidak tergantung pada kehendak Petrus sendiri untuk dibebaskan. Kenyataan bahwa Petus sedang tidur menunjukkan bahwa dirinya telah benar-benar siap menerima apa pun yang akan terjadi padanya. Petrus tidak tahu harus mengharapkan apa dari peristiwa penangkapannya itu. Petrus tidak dalam keadaan seolah dirinya ingin dibebaskan, ia tidak sedang berjaga-jaga, ia pun tidak sedang berdoa. Namun ketidaksiapan Petrus itu tidak menghalangi kehendak Allah untuk membebaskan dia. Kehendak Allah tidak dapat dihalangi pula oleh kadar iman dari orang-orang yang berdoa pada-Nya. Jemaat begitu tekun berdoa pada Tuhan, tetapi ketika Tuhan menjawab doa mereka, hanya Rode, si hamba perempuanlah yang pertama menyadarinya. Ialah yang memberitahukan kepada saudara yang lain bahwa Tuhan sudah menjawab doa mereka. Murid-murid yang berdoa dengan tekun itu ibarat sekumpulan orang berdoa agar hujan turun, tetapi tak seorang pun membawa payung. Mereka tidak siap akan jawaban yang Tuhan berikan. Allah kita adalah Allah yang penuh kuasa. Jika Ia menghendaki sesuatu maka tidak ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menghalangi Dia dalam menggenapi kehendak-Nya. Marilah kita menaruh pengharapan kita hanya pada Tuhan yang penuh kuasa ini. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |