Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2006/06/12 |
|
Senin, 12 Juni 2006
|
|
Judul: Tuhan menilai persembahan Bila pada perikop sebelumnya peraturan persembahan lebih ditujukan kepada para imam, maka pada perikop ini rangkaian peraturan persembahan diberikan pada kaum awam. Tidak semua persembahan umat Israel dikenan Tuhan. Yang dikenan Tuhan adalah persembahan binatang yang tidak bercacat cela, yaitu bebas segala cacat fisik (ayat 20, 23), tidak terluka atau berpenyakit tertentu (ayat 22), dan bukan binatang-binatang kebiri (ayat 24). Binatang yang berumur kurang dari delapan hari pun tidak dapat dipersembahkan kepada Tuhan (ayat 27). Mungkin hal ini dikaitkan peraturan menyunatkan anak laki-laki pada usia delapan hari (Im. 12:3). Berarti sebelum delapan hari, anak itu belum dihisabkan kepada komunitas umat kudus Allah. Persembahan sukarela diberikan tanpa ada hal-hal khusus yang menjadi alasannya, kecuali bahwa Tuhan telah melakukan kebaikan dalam hidup orang tersebut. Sedangkan persembahan nazar adalah persembahan wajib seseorang yang telah ditolong Tuhan sesuai dengan nazarnya. Karena itu persembahan nazar diatur lebih ketat daripada persembahan sukarela. Mengapa Tuhan menuntut persembahan yang tidak bercacat? Karena Tuhan yang kudus menuntut umat hidup kudus dalam segala hal. Persembahan yang tidak sempurna menunjukkan ketidakseriusan umat menjaga kekudusan Allah. Jangan-jangan persembahan yang cacat atau rusak itu menunjukkan yang bersangkutan tidak mau dirugikan secara ekonomi namun mengharapkan diberkati Tuhan. Motivasi seperti itu jelas tidak kudus! Pengaturan mengenai persembahan ini menunjukkan betapa penting motivasi seseorang di dalam menghampiri Tuhan. Tidak boleh ada niat yang tidak tulus sedikit pun dalam memberi. Ingat Tuhan Yesus sudah memberi diri-Nya sebagai persembahan kudus di hadapan Allah demi keselamatan kita! Responsku: _________________________________________________
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |