Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/06/12 |
|
Jumat, 12 Juni 2015
|
|
Judul: Menggunakan kuasa Tuhan Akan tetapi, Paulus berharap agar orang Korintus mengubah sikap mereka terhadap dia sehingga ia bisa datang dengan kelemahlembutan. Dalam menangani masalah, Paulus tidak menggunakan senjata duniawi, melainkan senjata Allah (3-4), yaitu dengan cara mematahkan siasat, merubuhkan keangkuhan, menawan setiap pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus (5). Kemudian Paulus mengakhiri dengan menekankan pentingnya ketaatan. Ketaatanlah yang menjadi akhir atau bukti apakah seseorang itu sesungguhnya milik Kristus atau bukan. Saat ketaatan jemaat Korintus menjadi lengkap, Paulus akan menghukum setiap ketidaktaatan (6). Setelah menjelaskan caranya berjuang, Paulus kembali menegaskan statusnya bahwa dia adalah milik Kristus (7). Paulus diberi kuasa oleh Allah sebagai rasul bagi bangsa-bangsa (bdk. Gal 2:7-9). Kuasa rohani yang Paulus dapat dari Allah adalah untuk kemajuan Injil dan bagi jemaat. Kuasa itu dipakai untuk membangun jemaat. Memang Paulus meruntuhkan gagasan dan keangkuhan, tetapi demi membangun orang (8). Paulus juga meyakinkan mereka bahwa dengan cara yang sesuai dengan Injil, dia dapat bersikap tegas (9-11). Dalam pelayanan, kita menjumpai tantangan dari luar maupun dari dalam jemaat. Kita dapat mengamati berbagai kepentingan dan motivasi di balik pelayanan. Itu sebabnya ditemukan banyak masalah, juga beredar tuduhan palsu, provokasi dan fitnahan. Kita perlu belajar bahwa hendaknya kuasa Tuhan digunakan untuk kemajuan Injil dan bagi kepentingan orang banyak.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |