Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2023/06/14 |
|
Rabu, 14 Juni 2023 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Allah selalu punya cara untuk mendidik umat-Nya. Allah tahu bahwa Ayub membutuhkan jawaban dari-Nya atas pergumulannya. Maka, Allah pun menyatakan kebesaran kuasa-Nya atas seluruh ciptaan. Akan tetapi, kali ini jawaban Allah sedikit berbeda. Dalam perikop sebelumnya, Allah memakai rangkaian pertanyaan untuk menjelaskan banyak hal kepada Ayub. Kini Ia memberikan satu pertanyaan: "Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa?" (39:35). Respons Ayub sungguh luar biasa: "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu?" (39:37) Tampaknya pertanyaan dari Tuhan telah membuat Ayub kembali sadar akan siapa dirinya di hadapan Allah. Sering kali manusia menginginkan agar Allah segera menjawab. Lebih sering lagi, kita menginginkan jawaban itu sesuai dengan kemauan kita. Kali ini kita diajak untuk melihat respons Ayub agar kita juga dapat menyadari siapa diri kita di hadapan Allah. Ayub menyadari bahwa dirinya tergoda untuk angkat bicara tentang kondisinya dan membela kebenaran dirinya, sehingga ia berkata: "Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan." (39:38). Ayub telah memperoleh hikmat untuk mengatur emosi diri dan menata hati dari teguran Yang Mahakuasa. Ia belajar untuk berdiam diri sesaat, sampai tiba waktunya untuk mendengar jawaban Allah dan melihat pertolongan-Nya. Apakah Anda sedang berjuang untuk membela diri atas pergumulan besar yang Anda rasakan belakangan ini? Bagaimana respons Anda selama ini dalam persoalan hidup yang seakan-akan tak ada solusinya? Belajarlah dari Ayub. Pertama, bangkitkanlah kembali kesadaran diri (awareness) tentang siapa kita di hadapan Allah. Kedua, belajarlah untuk mendengar perkataan Allah, baik melalui pernyataan yang indah maupun pertanyaan yang tegas. Ketiga, belajarlah untuk tidak membantah Allah, dengan membungkam diri kita saat keluhan ingin keluar, dan dengan menata hati kita saat emosi mulai memuncak. [SLM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |