Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/06/15 |
|
Jumat, 15 Juni 2007
|
|
Judul: Membangun kepercayaan Semakin mengakarnya budaya korupsi di negeri ini, memperlihatkan pada kita betapa sulitnya menemukan orang-orang yang dapat dipercayai untuk mengelola harta milik negara. Bukan tidak mungkin bila budaya ini bisa merambah ke dalam lingkungan gereja dan lembaga pelayanan Kristen lainnya. Rasul Paulus mencoba mengantisipasi kemungkinan munculnya ketidakpercayaan orang lain terhadap dirinya, berkaitan dengan pengumpulan serta penggunaan uang bantuan bagi jemaat miskin di Yerusalem. Antisipasi ini dilakukan karena dia tidak ingin usaha tersebut dicela orang lain (20). Untuk membangun kepercayaan jemaat Korintus, Paulus kemudian mengutus beberapa orang, termasuk di dalamnya adalah Titus (17, 18, 22), sebagai wujud transparansi. Jemaat Korintus telah bertemu dengan dia dan menerima pelayanannya. Seperti Paulus, ia juga mengasihi jemaat Korintus. Paulus memang menaruh kepedulian pada kualifikasi mereka yang akan di utus. Kualifikasi itu adalah sebagai berikut: pertama, memiliki kesungguhan hati serta tidak mengharapkan imbalan (sukarela) dalam melakukan pelayanan (17). Kedua, terpuji karena pekerjaannya dalam pemberitaan Injil (18). Ketiga, teruji dan memang dikenal sebagai orang yang selalu berusaha untuk membantu (22a). Keempat, mendapat rekomendasi, bukan saja dari individu-individu namun dari sekelompok jemaat (19, 23). Paulus terlihat sangat berhati-hati dalam menangani proyek bantuan ini, juga dalam melibatkan orang-orang yang akan menanganinya. Dia berusaha sebisa mungkin menghindari kesalahan penanganan proyek tersebut, yang dapat menyebabkan runtuhnya kepercayaan jemaat Korintus. Kita perlu menerapkan cara Paulus dalam mengelola keuangan dalam pelayanan. Ini perlu untuk membangun kepercayaan orang lain ditengah-tengah dunia yang semakin sulit menemukan orang-orang yang dapat dipercayai, terutama bila uang itu merupakan uang untuk pelayanan.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |