Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/06/16 |
|
Rabu, 16 Juni 2010
|
|
Judul: Akhir hidup bapa orang beriman Meski Abaham adalah teladan tentang banyak hal penting tadi, tetapi kehidupan pernikahannya jauh dari ideal. Hampir saja penggenapan janji Allah gagal karena ia mengambil Hagar sebagai alternatif mengatasi kemandulan Sara. Sesudah Sara meninggal ia memperistri Ketura. Dari Ketura lahir enam orang anak sedangkan Ismael, anaknya dari Hagar, menghasilkan dua belas orang yang kelak menjadi para pemimpin suku. Asyur dan Midian dari Ketura, serta Kedar dari Ismael. Kelak nama-nama itu akan menjadi nama bangsa yang banyak menimbulkan masalah bagi Israel. Buah pahit kekeliruan bapak orang beriman harus terus dicicipi umat pilihan Allah. Suatu pelajaran penting untuk kita simak! Meski banyak kekurangan dan kegagalan, Abraham mengakhiri hidup dengan kemuliaan. Ia mengamankan warisan bagi Ishak, anak dari perjanjian Allah. Abraham berinisiatif memberi dulu bagian Ishak, baru pemberian untuk anak-anak yang lain, yang tidak termasuk perjanjian Allah. Kedua, Abraham mengakhiri hidup secara menakjubkan pada usia 175 tahun, 100 tahun sesudah ia menaati Allah untuk pergi mendiami tanah Kanaan. Komentar firman tentang dia, "telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur" (8). Ia mati bukan karena sakit melainkan dalam bahasa aslinya, karena "menyerahkan nyawanya." Sesudah melalui tahun-tahun yang penuh arti dan dalam kelimpahan hidup, ia pergi menemui yang Empunya hidup. Meski arti hidup tak tergantung pada panjangnya usia, alangkah indah bila memiliki hidup yang bernas dengan kesaksian dalam usia cukup panjang!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |