Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/06/17 |
|
Kamis, 17 Juni 2010
|
|
Judul: Antara janji dan kegenapan Ishak yang terkesan pasif dan tak banyak bicara itu baru menikah sesudah usianya benar-benar matang, empat puluh tahun. Itupun bukan hasil "buruannya" sendiri, melainkan karena pengaturan Abraham. Temperamen berbeda-beda tidak menyebabkan rencana dan karya Allah terbatasi. Rencana kekal Allah mewujud baik melalui Abraham yang merespons Allah dalam keaktifannya, maupun dalam Ishak melalui kepasrahannya. Meski sifat Ishak dan Abraham sangat berbeda, tetapi dalam mendapatkan penggenapan janji Allah keduanya memiliki pengalaman sama. Sekitar duapuluh tahun Ishak harus harap-harap cemas tentang kapan ia menghasilkan penggenap berikut dari janji yang telah Allah berikan kepada ayahnya. Sebab janji Allah bahwa dari keturunan Abraham dan Sara akan keluar bangsa yang besar yang melaluinya bangsa-bangsa di bumi ini diberkati, kini tergantung pada apakah Ishak akan mendapat anak atau tidak. Ternyata kapasitas manusiawi Ishak untuk menjadi mata rantai penggenapan janji Allah itu bermasalah. Ishak mandul! Lalu apakah kelemahan manusia membatalkan janji Allah dan membuyarkan rencana-Nya? Bagaimanakah operasi Ilahi mewujudkan rencana kekal itu hingga yang tidak berdaya dan tidak layak akhirnya sanggup menjadi wadah pewujudan karya kekal Allah? Jalan keluar bagi situasi muskil ini dan jawab bagi pertanyaan teologis genting ini, sederhana saja: DOA! Doalah jembatan penghubung realitas Ilahi dan realitas manusiawi. Doalah saluran yang mempertemukan yang tak layak dan tak mampu dengan Yang mulia dan dahsyat!
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |