Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/06/18 |
|
Minggu, 18 Juni 2017 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Seiring berjalannya waktu, terkadang manusia bisa menilai pengalaman hidupnya dari perspektif yang berbeda. Misalnya, ketika usia muda, kita mungkin hidup miskin dan susah. Namun ketika dewasa dan mengingat kembali pengalaman masa lalu itu, kita bersyukur karena pernah miskin dan susah. Sebab melalui pengalaman Tuhan membentuk diri kita menjadi orang yang tangguh dan tidak mudah menyerah seperti sekarang ini. Dalam bagian ini, pemazmur mengingat masa-masa awal umat Allah dibentuk. Pada masa itu, jumlah umat Allah itu tidak banyak, dengan status sebagai orang asing di negeri orang dan hidup mengembara (12-13; bdk. Kej. 12 dst.). Berawal dari Tuhan memanggil Abraham keluar dari negerinya dan pergi menuju Tanah Perjanjian. Meski dengan jumlah yang tidak banyak, Abraham tetap melangkah bersama Tuhan. Dalam pengembaraan itu, mereka menjadi orang asing, namun Tuhan tidak meninggalkan umat yang baru dibentuk-Nya (14-15). Raja-raja yang jahat kepada umat mengalami penghukuman Allah (14). Dengan berjalannya waktu, umat Allah bertambah banyak dan hidup makmur di Tanah Kanaan. Bencana kelaparan menimpa negeri itu dan Yusuf pun dijual sebagai budak (16-17). Yusuf hidup dalam perbudakan dan kesusahan di negeri asing (18; bdk. Kej. 37 dst). Sekali lagi, pemazmur melihat semua peristiwa itu dari perspektif positif. Dijualnya Yusuf menjadi budak dipandang sebagai cara Tuhan mengutusnya agar dapat menyelamatkan keluarga dan bangsanya (17). Bencana dan segala kesusahan yang menimpa mereka hanya bersifat sementara, sampai Tuhan menggenapi janji-Nya (19) dan membuktikan pemeliharaan-Nya atas umat yang dikasihi-Nya (20-22). Karena itulah, pemazmur bersyukur dan memuji perbuatan Allah. Marilah kita bersyukur kepada Allah karena pengalaman membentuk kita menjadi pribadi yang kuat. Mari puji kebaikan-Nya karena Ia telah memelihara hidup kita. Terpujilah Tuhan, Allah kita, karena Ia memerhatikan umat-Nya. [MFS]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |