Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/06/18 |
|
Senin, 18 Juni 2018 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Sekitar tahun 2003, kami berkunjung ke rumah salah seorang anggota jemaat di pedalaman Lampung. Kami berkunjung ke tempat salah satu anak dari jemaat yang sakit. Lalu kami bertanya, "Apakah sudah dibawa ke dokter atau puskesmas?" Ternyata belum sama sekali karena mereka tidak punya biaya untuk berobat. Kami merasa terharu dan ingin turut membantu, namun apa daya uang yang kami miliki saat itu hanya Rp30.000, -. Pada waktu itu kami merasa diuji. Kami merasa harus melakukan sesuatu meskipun kondisi keuangan sangat terbatas. Sebuah ujian mahaberat dialami Abraham saat Allah meminta Abraham untuk mengurbankan Ishak, satu-satunya ahli waris yang sah. Mungkin kita bertanya-tanya, apakah Allah tidak salah? Apakah tidak ada perintah yang lebih manusiawi dan masuk akal ketimbang perintah yang keji seperti itu? Namun, yang membuat kita terheran-heran adalah tindakan Abraham yang menuruti perintah Allah. Bagi manusia modern, keputusan Abraham adalah perbuatan yang konyol dan gila. Kalau dilihat dari sisi iman, ketaatan Abraham memiliki dasar kebenaran. Alasannya sederhana: Abraham telah mengalami perjumpaan dengan Allah. Abraham jelas mengetahui bahwa kelahiran Ishak sungguh merupakan mukjizat Allah. Tak ada manusia yan sanggup melakukannya. Karena Allah yang diimaninya adalah Allah yang hidup dan setia kepada perjanjian-Nya, Abraham menyakini bahwa Allah akan memberikan pengganti Ishak sebagai ahli warisnya. Itu sebabnya Abraham tidak ragu-ragu mempersembahkan anak semata wayangnya kepada Allah. Ternyata Allah menyediakan domba kurban sebagai pengganti Ishak. Mungkin kita sering diperhadapkan pada keadaan yang menguji kepercayaan dan kepasrahan kepada Tuhan. Menolong orang lain sementara kita kekurangan. Menghibur orang lain sementara kita sedih. Saat kita berani menekan kepentingan pribadi demi melayani orang lain, maka Tuhan akan mencurahkan rahmat-Nya bagi kita. Percayalah! [KA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |