Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2007/06/20 |
|
Rabu, 20 Juni 2007
|
|
Judul: Mewaspadai rasul-rasul palsu Apa jadinya bila pengajaran palsu lebih disukai daripadapengajaran benar? Apa jadinya bila kebenaran dianggap sebagai kebodohan dan kebodohan dianggap sebagai kebenaran? Melalui teks ini, kita melihat bahwa jemaat Korintus telah terjebak ke dalam kondisi-kondisi yang terbalik dan Paulus pun telah dianggap sebagai orang bodoh (16, 19). Semua ini diakibatkan oleh pengaruh sekelompok orang yang Paulus sebut sebagai rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus (13). Orang-orang tersebut telah begitu dalam menancapkan pengaruhnya kepada jemaat Korintus, sehingga mereka tetap sabar meski diperhamba, dihisap, dikuasai, diperlakukan secara angkuh, dan bahkan ditampar oleh rasul-rasul palsu tersebut (19-20). Sebenarnya Paulus sangat heran sekaligus sangat prihatin terhadap kondisi jemaat Korintus. Karena itu Paulus menyindir dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang begitu bijaksana (19). Padahal maksud Paulus, mereka sesungguhnya adalah orang-orang yang begitu bodoh. Kita pun bisa saja terjebak ke dalam berbagai kebodohan. Mungkin saja kita, secara tidak sadar, telah menganggap diri kita sebagai orang-orang yang lebih berhikmat dari orang lain, dan merasa bahwa ajaran yang kita terima lebih benar dari orang lain. Masa kini pun, banyak orang Kristen yang disesatkan oleh ajaran-ajaran dari sekelompok pekerja curang. Akibatnya, mereka jadi kagum dan tunduk kepada "hamba Tuhan", melebihi kekaguman dan ketundukan mereka pada ajaran Alkitab. Solusi terbaik agar kita dapat terhindar dari kondisi-kondisi terbalik di atas adalah kembali kepada Alkitab. Kita harus rajin membaca dan merenungkan-nya secara pribadi. Alkitab harus menjadi sumber pengajaran tertinggi. Demua ajaran serta kesaksian pengalaman rohani harus tunduk ke bawahnya. Renungkan: Sudahkah Anda menjadikan Alkitab sebagai sumber kebenaran tertinggi?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |