Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/06/20 |
|
Sabtu, 20 Juni 2009
|
|
Judul: Menyelesaikan konflik Situasi yang disoroti Paulus adalah konflik yang sampai harus diselesaikan di pengadilan. Tidak jelas bagi kita konflik apa yang terjadi. Paulus hanya menyebut bahwa konflik itu menyangkut masalah keadilan. Jadi bisa saja penyebabnya mirip dengan yang sering terjadi kini. Misalnya soal warisan, hutang-piutang, atau ketidakjujuran dalam transaksi bisnis, dlsb. Masalah-masalah seperti itu tidak hanya terjadi di kalangan orang bukan Kristen. Di antara sesama orang Kristen pun sering terjadi. Lalu bagaimana sebaiknya mencari jalan keluar dari konflik seperti itu agar keadilan tetap ditegakkan, tetapi tidak perlu sampai ke pengadilan? Mengapa demikian? Karena ini tidak sesuai dengan kenyataan masa depan kita kelak. Orang Kristen akan diikutsertakan Allah dalam mengadili dunia ini. Maka bagaimana mungkin para partner Allah dalam menghakimi dunia kelak, malah mem-beri diri dihakimi oleh yang akan mereka hakimi. Jika orang Kristen mencari keadilan dari orang yang tidak beriman, mereka mempermalukan Tuhan dan menyangkali prospek mulia mereka kelak. Terkait dengan itu, Paulus mengingatkan bahwa dalam diri orang Kristen harus ada kesediaan mengalah dan berkorban. Ini prinsip penting. Kita mengalami sendiri bahwa sering kali konflik selesai dengan mudah, bila ada salah satu pihak yang berinisiatif lebih dulu mengalah, berkorban, mengampuni, mempraktikkan kasih Kristus. Seperti Kristus membenarkan kita dengan kasih-Nya yang berkorban, kita pun baiknya menyelesaikan konflik dengan prinsip yang sama.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |