Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2011/06/20 |
|
Senin, 20 Juni 2011
|
|
Judul: Apa pun risikonya Inilah yang terjadi pada pemimpin agama Yahudi. Mereka mengalami kebutaan rohani sehingga mata hati mereka begitu gelap hingga tak bisa melihat karya Allah yang sedang bekerja di tengah-tengah mereka. Mereka tidak melihat dan bahkan menolak fakta kebenaran dan kuasa murid-murid Yesus dalam bersaksi, karena mereka hanya orang biasa dan tidak terpelajar (13). Para pemimpin agama Yahudi juga menolak fakta yang tidak terbantahkan dan yang jelas terbentang di depan mereka, yaitu bahwa orang yang lumpuh sejak lahir itu telah sembuh total secara ajaib. Padahal semua fakta itu menunjukkan bahwa Yesus hidup dan saat itu bekerja melalui Roh Kudus-Nya. Kebencian terhadap Yesus, kekerasan hati, dan kebutaan mata rohani menghalangi mereka untuk melihat kebenaran itu. Akibatnya, mereka hanya bisa terheran-heran akan kuasa dan keberanian Petrus dan Yohanes dalam melakukan mukjizat. Bukannya menerima kebenaran, mereka malah memberikan intimidasi agar kebenaran tentang Yesus tidak tersebar semakin luas (17). Menghadapi intimidasi Mahkamah Agama, Petrus dan Yohanes memilih untuk menaati Allah, apa pun risikonya. Karena tidak mungkin bagi mereka untuk tidak bersaksi tentang apa yang mereka telah lihat dan dengar mengenai Tuhan Yesus, yang menyelamatkan orang yang percaya kepada-Nya. Pilihan untuk menaati Allah di tengah lingkungan yang tidak mengenal Kristus memang tidak mudah. Bisa jadi malah mengundang risiko. Namun kita harus teguh pada iman kita karena hidup kita sudah ditebus dan harganya telah lunas dibayar oleh curahan darah Kristus di kayu salib. Karena itu kita sudah menjadi milik Kristus sepenuhnya. Maka seharusnyalah tak ada kompromi dan tak ada lagi pikir-pikir bila pilihannya adalah meninggalkan Kristus. Meski nyawa risikonya, Kristuslah yang harus kita pilih, bukan yang lain! Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |