Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/21 |
|
Jumat, 21 Juni 2013
|
|
Judul: Pilih Allah atau perbudakan? Israel mirip orang tadi. Di dalam nas ini, kita membaca permulaan kecintaan mereka pada masa perbudakan yang kelam itu. Mereka tidak hanya dipaksa kerja rodi (Kel. 1:8-14). Saking hitamnya kondisi mereka di Mesir, bayi-bayi lelaki Israel yang baru lahir pun dibantai orang Mesir tanpa kenal ampun (Kel. 1:15-22). Namun rupanya mereka sudah melupakan semua itu. Yang mereka ingat, di Mesir mereka bisa "duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang!" (3). Karena itulah Allah berfirman bahwa Dialah Tuhan, Allah, satu-satunya yang layak diandalkan sebagai sumber pangan, dan bukan Mesir; dan juga bertindak dengan mengaruniakan kawanan burung puyuh sebagai sumber protein hewani mereka dan manna, sebagai "roti" mereka (12). Sebagai gantinya, Allah hanya meminta umat Israel untuk taat pada perintah-Nya. Di dalam konteks ketaatan inilah, Allah melaksanakan janji-janji-Nya, dan bukan menghukum Israel. Menikmati penggenapan janji-janji ini jelas lebih nikmat daripada perbudakan, bukan? Yesus berkata, "Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan" (Mat. 6:24; bdk. Luk. 16:13). Kita tak boleh menjadi seperti Israel, yang justru merindukan kembali masa lalu yang kita anggap lebih enak, walaupun sebenarnya nista dan kejam. Nikmat berbuat dosa, apa pun itu, takkan bisa menandingi penggenapan berbagai janji-janji Allah di dalam kehidupan kita. Kita takkan bisa melakukan keduanya, kembali mencicipi dosa sambil berusaha terus memelihara persekutuan dengan Dia. Salah satu harus ditinggalkan. Alangkah ruginya, jika kita memilih untuk meninggalkan Allah. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |