Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2017/06/21 |
|
Rabu, 21 Juni 2017 (Minggu ke-2 sesudah Pentakosta)
|
|
Ezra 1-6 mengisahkan pulangnya orang-orang Israel ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah di bawah kepemimpinan Zerubabel dan imam Yesua (sekitar 536 sM), yang terjadi sekitar 80 tahun sebelum Ezra datang ke Yerusalem (458 sM). Ezra baru muncul pada pasal 7. Santapan Harian hari ini mengisahkan tentang kembalinya orang Israel dari pembuangan sesuai dengan janji Tuhan. Ketika Koresh, Raja Persia, menaklukkan Babel, Allah Israel menggerakan hatinya untuk mengizinkan bangsa Israel pulang ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah (1-3). Menariknya, istilah ”Tuhan” dipahami oleh orang-orang Persia Kuno sebagai Pencipta Semesta (Ormazd). Tidak heran apabila kata ”TUHAN” yang diucapkan oleh Koresh ditafsir oleh penulis Kitab Ezra sebagai Yahweh. Di sini, Ezra melihat Allah Israel secara ”tersembunyi” bekerja di hati Koresh untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya. Sedangkan kalimat ”orang yang tertinggal” (4) memiliki pengertian yang sama dengan kalimat ”sisa orang Israel” (Yes. 10:20). Kedua kalimat tersebut mengacu kepada kaum sisa Israel yang masih memelihara kesetiaan kepada Tuhannya. Untuk melancarkan kepulangan orang-orang Israel, Koresh mengeluarkan dekret bahwa setiap daerah wajib hukumnya memberikan bantuan materi (emas dan perak) kepada kaum Israel. Kondisi ini memiliki kemiripan dengan cerita di kitab Keluaran (Kel. 12:35-36). Artinya, kembalinya umat dari pembuangan dari Babel / Persia adalah ”keluaran yang kedua” (bdk. Yes. 43:14-17). Para kaum imam, orang Lewi, dan kepala keluarga kaum Yehuda serta Benyamin digerakkan Tuhan untuk pulang ke negerinya demi membangun kembali Bait Suci. (5-6). Selain itu, Koresh memerintahkan segala barang rampasan Bait Suci oleh Nebukadnezar dikembalikan ke Bait Suci Israel (7-8). Segalanya terjadi semata-mata karya Tuhan. Ia adalah Allah yang setia dan selalu menepati janji-Nya dengan cara yang ajaib. Karena itu, belajarlah setia dan beriman kepada Allah walau tidak sejalan dengan keinginan kita. [IT]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |