Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/06/22 |
|
Senin, 22 Juni 2015
|
|
Judul: Ambisi yang salah Secara garis keturunan, Adonia bisa saja menjadi putra mahkota. Setelah Amnon (2Sam. 13:28-29) dan Absalom (2Sam. 18:9-15) terbunuh, Adonia merupakan garis keturunan terdekat untuk menjadi putra mahkota. Sementara Salomo adalah anak bungsu Daud. Namun, nabi Natan dan para pahlawan yang selama ini mendukung kepemimpinan Daud, tidak tinggal diam melihat ambisi Adonia yang berbahaya itu. Maka Natan bersama Batsyeba mengingatkan raja Daud mengenai janji yang pernah ia berikan bahwa Salomolah yang akan mewarisi takhtanya (1Raj. 1:11-21). Mengapa Daud memilih Salomo sebagai pewaris? Karena Salomo merupakan anak yang dikasihi Allah, yang merupakan tanda anugerah (2Sam. 12:24-25; "Yedida" berarti yang dikasihi Allah; "Salomo" berarti syalom/damai sejahtera). Mungkin saja Adonia menyadari hal itu. Namun, Adonia memiliki ambisi untuk menggantikan Daud. Ambisi yang sebenarnya sah-sah saja, ternyata hendak diwujudkannya dengan cara tidak terpuji. Ini jadi membongkar motivasi Adonia menjadi raja, yaitu mendapatkan kekuasaan. Andai Adonia berhasil, bisa dibayangkan bagaimana ia akan menyingkirkan semua orang yang berpotensi menjadi saingannya, sebagaimana yang sudah diantisipasi oleh Natan (12, 21). Mengapa cara Adonia salah? Karena selama Daud menjadi raja, tindakan Adonia mengangkat diri sebagai raja merupakan tindakan makar! Seolah-olah Adonia menganggap Daud sudah mati, sehingga ia berhak naik takhta! Kecuali jika Daud mengangkatnya sebagai raja bersama (co-regency). Belajar dari Adonia, jangan biarkan ambisi dengan motivasi salah menguasai Anda. Karena tindakan menghalalkan segala cara tidak berkenan kepada Tuhan. Anda akan hancur olehnya. Sebaliknya, puaskan diri Anda dengan apa yang Tuhan percayakan untuk Anda.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |