Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/06/22 |
|
Jumat, 22 Juni 2018 (Minggu ke-4 sesudah Pentakosta)
|
|
Tanpa masa lalu tak ada masa kini. Berdamai dengan masa lampau kita yang pahit akan memampukan kita hidup sejahtera pada masa kini. Penulis Kitab kejadian mencatat bahwa setelah kematian Abraham, Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi (11). Kisah sumur Lahai-Roi pastilah mengingatkan banyak orang pada masa itu pada kisah pelarian Hagar dari Sarai yang telah menindasnya (lih. Kej. 16:1-14). Kisah sumur Lahai-Roi mengingatkan orang kembali pada kesalahan Abraham ketika mengambil Hagar sebagai istri, kesalahan Sarai yang telah menindas Hagar, dan penderitaan Hagar sebagai korban dari rancangan karena ketidakpercayaan Abram dan Sarai. Namun demikian, kisah sumur Lahai-Roi juga mengingatkan orang pada kasih Allah kepada Hagar. Allah meminta Hagar untuk kembali kepada Sarai nyonyanya dan berjanji bahwa keturunan akan menjadi sangat banyak. Kisah sumur Lahai-Roi juga mengingatkan orang bahwa pada akhirnya Hagar dan Ismael pun diusir oleh Abraham dan Sara. Kisah sumur Lahai-Roi memperlihatkan kelemahan manusiawi sekaligus kasih Ilahi. Kita tidak tahu pasti bagaimana perasaan Ishak ketika menempatkan kemahnya dekat sumur Lahai-Roi itu.Tetapi agaknya, Ishak sendiri telah berdamai dengan semua kisah kegagalan generasi sebelumnya dalam diri Abraham, Sara, dan Hagar. Ya, Hagar pun tidak luput dari kesalahan karena dia memandang rendah nyonya ketika dia mengandung Ismael. Tak ada asap tanpa ada api bukan? Yang pasti, kisah sumur Lahai-Roi memperlihatkan bahwa kasih Allah adalah untuk semua orang, baik Abraham, Sara, maupun Hagar. Mungkin itu pulalah yang ada di benak Ishak saat tinggal di sana. Tak hanya itu, kisah kematian Abraham memperlihatkan kepada kita bagaimana Ishak dan Ismael bersama-sama menguburkan Abraham dalam gua Makhpela (9). Ismael agaknya telah berdamai dengan masa lampau. Meski diusir oleh bapaknya sendiri, Ismael pun tetap menghormati Abraham selaku orangtua dan menguburkannya. Sudahkah kita berdamai dengan masa lampau kita? [YM]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |