Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2013/06/25 |
|
Selasa, 25 Juni 2013
|
|
Judul: Pendelegasian pelayanan Yitro mulai mengamati potensi munculnya dampak negatif pada diri Musa, juga pada bangsa Israel (18). Apa yang dilakukan Musa saat itu terlalu berat untuk dilakukan seorang diri saja, jika ia harus melayani mereka satu per satu seharian. Orang-orang yang datang mengadu pun akan kepayahan jika harus antri seharian. Karena itu, Yitro memberikan nasihat penting. Pertama, Musa mesti terus menjadi jembatan komunikasi dua arah antara Allah dengan bangsa Israel. Ia harus tetap mewakili Israel di hadapan Allah dan menyampaikan "perkara-perkara" mereka kepada Allah (19), juga mengajarkan kepada Israel "ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan" Allah, dan juga "jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan" (20). Kedua, Musa mesti melakukan pendelegasian dengan mencari orang-orang yang "cakap dan takut akan Allah, … dapat dipercaya … dan benci … suap" (21). Merekalah yang akan menangani kasus-kasus yang lebih ringan. Yitro menegaskan bahwa Allah pun "memerintahkan hal itu kepadamu" (23). Pendelegasian seperti ini patut diteladani di dalam pelayanan, khususnya di dalam konteks gereja. Ketika tuntutan pelayanan makin bertambah, sewajarnyalah tugas-tugas tertentu didelegasikan kepada orang-orang yang terpilih, dilatih, dan selalu mengutamakan kehendak Allah (20). Dengan demikian, pelayanan di gereja takkan menjadi ajang aksi solo seorang hamba Tuhan tertentu, tetapi persekutuan yang saling melengkapi di dalam Allah Tritunggal. Diskusi renungan ini di Facebook:
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |