Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/06/25 |
|
Kamis, 25 Juni 2015
|
|
Judul: Bertindak adil dan sesuai hukum Tindakan Adonia meminta Abisag sebagai istrinya merupakan tindakan yang menjurus pada makar. Tersirat, Adonia masih mengklaim bahwa dirinyalah yang berhak atas takhta Daud (15). Terhadap tindakan makar itu, tidak kelirulah keputusan Salomo untuk menghukum mati Adonia sesuai dengan hukum yang berlaku saat itu. Begitu juga dengan tindakan melepaskan jabatan imam besar dari Abyatar serta menghukum mati Yoab. Dapat dipastikan, kedua orang ini bersekongkol mendukung Adonia (26-27, 28) untuk merebut kembali takhta yang menurut mereka milik junjungan mereka! Dengan demikian, tindakan Salomo tepat. Sungguh bahaya kalau orang-orang seperti itu dibiarkan bebas karena berpotensi merongrong keamanan dan kestabilan negara. Lagi pula Yoab memiliki catatan kriminal masa lalu, yang belum sempat diperkarakan oleh Daud karena satu dan lain hal. Kita juga dapat melihat bahwa tindakan Salomo terhadap Simei pun tepat. Simei yang merupakan keturunan jauh dari Saul, telah menunjukkan gelagat makar dari suku Benyamin yang dapat membahayakan keamanan bangsa. Tindakan Salomo dengan mengenakan tahanan kota terhadap Simei ternyata dilanggarnya. Sekali lagi, bisa saja orang menuduh Salomo membersihkan para musuhnya karena dendam pribadi (mereka adalah musuh-musuh ayahnya, Daud), atau demi keselamatan pribadi. Yang jelas, tindakannya berdasarkan hukum saat itu dan dalam rangka menegakkan keadilan. Mari kita doakan para pemimpin kita agar bertindak bijaksana dan sesuai hukum terhadap lawan politik yang membahayakan bangsa dan negara.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |