Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2010/06/26 |
|
Sabtu, 26 Juni 2010
|
|
Judul: Keluarga Allah Kepada yang lebih tua, Timotius memperlihatkan sikap seolah kepada orangtuanya sendiri, dan kepada yang masih muda seumpama kepada adik sendiri (1Tim. 5:2). Dari mereka ia boleh meng-harapkan aliran perhatian, doa, kasih, dan dukungan sebagaimana yang terjadi dalam keluarga Allah. Gereja disebut keluarga Allah (Ef. 2:19; 1Ptr. 4:17) karena berasal dari kasih dan anugerah Allah. Allah Bapa adalah Bapa dari semua orang percaya, sebab melalui Anak Tunggal-Nya yang telah melakukan karya penyelamatan sempurna, Ia telah meng-angkat orang percaya jadi anak-anak-Nya. Gereja adalah keluarga Allah sebab orang-orang di dalamnya menjadi saudara bersaudara secara anugerah bukan secara hubungan darah dan daging. Karena itu hubungan kekeluargaan di antara orang percaya harusnya mengisi berbagai kekurangan hubungan manusia. Di dalam keluarga Allah, adakah kekurangan hubungan keluarga manusiawi kita diatasi? Di dalam keluarga Allah, adakah kesempatan untuk kita mempraktikkan hubungan kekeluargaan sedemikian rupa sehingga membawa dampak ke dalam pola keluarga manusiawi kita juga?
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |