Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2015/06/26 |
|
Jumat, 26 Juni 2015
|
|
Judul: Meminta hikmat Ilahi Contoh, kitab Amsal yang merupakan sastra hikmat berlandaskan teologi penciptaan. Amsal mengajar kita tentang bagaimana berelasi harmonis dengan alam ciptaan dan dengan sesama manusia. Masalahnya, dosa membuat manusia tidak dapat melihat sesama ciptaan sebagai karya Allah, melainkan sebagai alat untuk kepentingan diri sendiri. Ada dua hal yang bersifat kontradiktif dalam kehidupan Salomo, yang kita bisa amati. Di satu sisi, Salomo meminta hikmat dari Allah agar dapat mengelola bangsanya dengan benar sesuai dengan yang Tuhan inginkan (9). Permintaan Salomo itu menyenangkan hati Tuhan sehingga Tuhan mengabulkan permintaannya, ditambah dengan umur panjang, kekayaan, dan kemuliaan. Hal-hal yang biasanya dicari oleh raja-raja bangsa-bangsa (10-14). Bandingkan dengan ajaran Tuhan Yesus agar kita mencari Kerajaan Allah dahulu sehingga semuanya akan ditambahkan kepada kita (Mat. 6:33). Sementara di sisi lain, di permulaan pemerintahannya, Salomo melakukan pernikahan politik dengan putri Firaun (1). Dengan mengikat hubungan kekeluargaan dengan penguasa tertinggi negara adikuasa waktu itu, Salomo berharap agar Israel mendapatkan perlindungan dari Mesir. Namun, ada dua kesalahan. Pertama, Salomo memilih cara umum yang berlaku pada masa itu, bukan cara Tuhan. Tuhan menghendaki raja-raja Israel mengandalkan Tuhan, bukan bangsa-bangsa lain. Hal ini kelak menjadi salah satu alasan Tuhan untuk menghukum umat-Nya. Kedua, pernikahan politik mencederai makna pernikahan kudus sebagaimana yang telah dicanangkan Tuhan sejak taman Eden (Kej. 2:24-25). Belajar dari Salomo, marilah mengandalkan hikmat Tuhan. Bisa melalui pengamatan terhadap karya ciptaan-Nya atau yang terutama dari apa yang diajarkan Alkitab. Pengajaran Alkitab seharusnya menjadi prinsip dan motivasi dasar bagi kita dalam menerapkan hikmat Ilahi.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |