Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2018/06/26 |
|
Selasa, 26 Juni 2018 (Minggu ke-5 sesudah Pentakosta)
|
|
Permusuhan adalah kata yang bukan hanya tidak enak didengar, tetapi juga ingin dihindari oleh siapa pun. Sebab, permusuhan adalah sumber penghancur kehidupan manusia. Suatu peradaban maju bisa hancur lebur karena permusuhan. Keluarga bisa retak karena musuh dalam selimut. Kebahagiaan dan ketenteraman bisa hilang tidak berbekas karena saling bermusuhan. Meskipun kita tidak menyukai permusuhan, namun manusia tidak dapat menolak kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Kisah "minggatnya" Yakub dari rumah orangtuanya dipicu oleh rasa dendam Esau terhadap adiknya. Permusuhan semacam ini telah merusak keutuhan dan keharmonisan keluarga Ishak. Kemarahan Esau membuat Yakub takut. Yakub menyadari bahwa dirinya telah dua kali memperdaya Esau, yaitu: menukar semangkuk sop kacang merah dengan hak kesulungan dan merampas berkat Esau dengan cara menipu Ishak dengan menyamar menjadi Esau. Karena itulah, Yakub harus melarikan diri ke Haran, wilayah Mesopotamia. Di Haran, Yakub akan bertemu dengan pamannya, Laban. Sejak saat itu, Ishak dan Ribka tidak pernah lagi bertemu dengan Yakub. Inilah tragedi kehidupan dalam keluarga Ishak. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tragedi tersebut bisa terjadi? Apakah Allah mengizinkan hal itu terjadi atas kehidupan umat-Nya? Ternyata bukan! Sumber tragedi merupakan cacat dan cedera kemanusiaan yang dipicu oleh hawa nafsu dan keserakahan manusia untuk menguasai lebih banyak dari sesamanya. Namun, manusia cenderung lupa bahwa tanpa kelicikan dan ketamakan pun, Allah dapat memberikannya kepada orang yang diperkenan-Nya. Berkat sejati akan diberikan Allah kepada kita melalui jalan kerendahan hati, kejujuran, dan bekerja keras. Karena itu, jangan biarkan kebencian, kemarahan, dan dengki menguasai hidup kita. Hendaknya kita memancarkan cinta kasih Allah dalam berelasi dengan orang lain. Hanya dengan cinta kasih, kita bisa menyembuhkan cedera kemanusiaan kita. [KA]
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |