Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2008/06/28 |
|
Sabtu, 28 Juni 2008
|
|
Judul: Tidak taat menyembah berhala Samuel mengingatkan Saul, bahwa kedudukan sebagai raja merupakan anugerah yang harus dibarengi tanggung jawab. Sayang sekali, Saul melupakan anugerah. Ia bertindak menurut kepentingannya sendiri. Jawaban Saul yang terkesan rohani (ayat 20-21), dibantah Samuel. Samuel menunjukkan bahwa sikap rohani bukan hanya berupa kepatuhan pada kegiatan ritual, melainkan ketaatan melakukan firman Tuhan (ayat 22). Ketidaktaatan adalah sikap durhaka yang sama berat dengan dosa penyembahan berhala (ayat 23). Serius sekali tuduhan Samuel kepada Saul: menolak firman Tuhan sama dengan menduakan Dia. Perhatikan respons Saul yang kontradiktif. Pertama, ia mengaku takut terhadap rakyat (ayat 24) sehingga melanggar firman Tuhan. Padahal sebenarnya rakyat takut dan patuh pada dia (lih. 1Sam. 14:24). Jadi alasan takutnya hanya dicari-cari. Kedua, ia mengaku berdosa di hadapan Tuhan (ayat 25), tetapi tidak mau kehilangan muka di hadapan rakyat (ayat 30). Bagi Saul, harga diri lebih penting daripada menaati Tuhan. Sikap "jaim" (jaga imej; bahasa populer remaja) ini menunjukkan bahwa jabatan telah menjadi berhala. Ia, \'menurunkan\' Tuhan dari takhta semestinya. Menjadi pemimpin yang arogan, merasa banyak jasa, merasa tak pernah bersalah, adalah tanda-tanda orang yang lupa anugerah. Bahasanya yang rohaninya adalah kamuflase untuk menutupi motivasi yang sebenarnya. Sikap merendah yang dia tunjukkan adalah kemunafikan untuk menyelubungi ambisi pribadinya. Pemimpin seperti itu tak mungkin membawa umat semakin dekat Tuhan. Ia malah memperalat mereka untuk kepentingan pribadinya. Betapa jahatnya pemimpin seperti ini. Jangan jadi pemimpin demikian dan jangan juga memilih orang seperti itu untuk jadi pemimpin.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |