Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-sh/2009/06/28 |
|
Minggu, 28 Juni 2009
|
|
Judul: Juruselamat yang ditolak Penolakan mereka sebenarnya ditujukan kepada Allah. Mereka menolak Allah sebagai pemimpin sejati mereka. Sungguh menyedihkan. Begitu mudah mereka melupakan kedahsyatan Allah yang melibas ilah-ilah Mesir, dan kemudian menyembah lembu emas (ayat 40-41; lih. Kel. 32). Ironis bukan? Di padang gurun mereka mengalami penyertaan Allah yang begitu nyata: tuntunan lewat tiang awan dan tiang api; roti manna dan air yang dikeluarkan Allah dari batu karang; dst. Namun mereka menuduh Musa memimpin mereka keluar dari Mesir dengan tujuan membunuh mereka di padang gurun akibat kekurangan makanan (Kel. 16:2-3). Simak gerutu mereka ketika berada di padang gurun (Bil. 11:4-6). Mereka menolak Musa karena hati mereka masih ada di Mesir (ayat 39). Tuhan mereka adalah perut mereka (band. Flp. 3:18-19)! Jika Musa ditolak oleh umat yang ia pimpin, tidak heran kalau dikemudian hari umat Israel menolak Yesus, yang telah dinubuatkan Musa sebagai nabi yang akan datang (ayat 37). Selama orientasi hidup kita bukan pada Allah melainkan pada perut kita, selama itu juga kita hidup dengan mendua hati. Di hadapan orang lain kita terlihat saleh, tetapi pikiran dan hati kita dikuasai oleh keinginan daging. Saat situasi berubah menjadi tidak baik, dengan mudah kita menggerutu tidak puas kepada Tuhan bahkan mungkin menyesali diri menjadi Kristen. Tuhan kiranya menolong kita memiliki mata rohani yang menembus pandangan sempit bahwa hidup ini semata-mata urusan jasmani. Dengan menyadari bahwa hal paling penting dalam hidup kita adalah perkara rohani, maka hati dan pikiran kita akan tertuju kepada Allah, mulut dan bibir kita memuji dan bersyukur kepada-Nya, serta kaki dan tangan kita aktif melayani Dia.
Mari memberkati para hamba Tuhan dan narapidana di banyak daerah
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |